Petani Tebu Keluhkan Impor dan Gula Yang Tidak Laku

Sejumlah kelompok petani tebu di Jombang mengeluhkan carut marut ekonomi terutama terbukanya kran impor yang tidak berpihak kepada petani.


"Jangankan soal harga, gulanya saja banyak yang tidak laku jual. Harga jual gula petani tebu di Jombang masih terbilang di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditentukan oleh pemerintah. Gula petani Jombang hanya laku di bawah Rp 9.000 per kilogram," beber Basaruddin diskusi dengan anggota DPR RI Komisi XI Soepriyatno di Taman B dikutip Kantor Berita , Rabu (9/1).

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR-RI, Soepriyatno mengatakan selama ini banyak persoalan yang dihadapi masyarakat terutama petani. Mereka ada yang mengeluh soal gula, impor beras, impor jagung, impor singkong, impor garam dan lainnya. Sehingga perlu ada solusi yang harus diberikan tentang kebijakan keberpihakan kepada petani.

"Ini kan keluhan keluhan semua petani. Kalau petani kita mati, terus semua negara paceklik, kita makan apa, petani harus tetap hidup," tandasnya.

Politisi Partai Gerindra ini juga meminta Undang-Undang (UU) Desa yang mengatur penggunaan Dana Desa (DD) yang besar di setiap desa bisa menjadi solusi masyarakat, termasuk  menggunakan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) untuk membangun ekonomi. Dengan adanya Bumdes, ekonomi desa akan terbangun.

Ditambahkan Soeprayitno, pentingnya pendidikan politik melalui peranan wakil rakyat yang positif sangat dibutuhkan akan pentingnya perjuangan politik.

"Rakyat semakin sadar, dewasa, semakin mengerti, akan pentingnya kesadaran pendidikan politik. Karena yang menentukan biaya hidup kita itu politik, segala hubungan tentang kebutuhan itu politik, jika buta politik, itu bahaya," pungkasnya.[bi/aji

ikuti terus update berita rmoljatim di google news