Wakil Ketua DPW PKB Jawa Timur, Ahmad Hilmi optimis DPP tetap mengusung ketua umumnya, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi cawapresnya Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Meskipun Wakil Sekjen PBNU, Sulaiman Tanjung memperkirakan calon presiden yang menggandeng Cak Imin akan kalah.
- KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden Dan Wapres RI, Gus Fawait: Kemenangan Rakyat Indonesia
- Jelang Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres 2024, Khofifah : Insya Allah Prabowo-Gibran Menang
- Elektabilitas Anwar Sadad Sebagai Cagub Jatim Tembus 9%, ARCI Beberkan Faktornya
Hilmi menilai pernyataan Wasekjen PBNU menyatakan capres yang bergandengan Cak Imin akan kalah hanyalah dinamika politik. Namun, hingga saat ini, PKB tetap mengusung Cak Imin sebagai cawapres Prabowo Subianto. PKB dan Gerindra tetap solid, menjelang pelaksanaan Pilpres 2024.
Pria yang akrab dipanggil Gus Hilmi itu mengaku sangat sepakat dengan pernyataan Cak Imin beberapa waktu sebelumnya, dimana PKB akan semakin solid dan tidak berdampak apapun terhadap suara. Meskipun partai yang berlambang bumi dikelilingi bintang sembilan tersebut dijelek-jelekkan oleh elit PBNU.
Untuk diketahui, mengutip wawancara bersama CNN Indonesia TV, Cak Imin mengaku dirinya modal 13 juta pemilih loyal PKB untuk maju Pilpres 2024. konstituen ini sangat solid dan menjamin mempunyai modal suara 13 juta.
"Planning PKB memang dengan konstituen yang sangat solid pasti fix kita punya modal suara 13 juta sangat loyal. Di survei semua lembaga survei pemilih PKB adalah loyal. Solid sekali. Sampai ke bawah," ungkap Cak Imin mengutip video CNN Indonesia TV, pada tahun 2022, kemudian menyebut omongan Yahya Staquf tidak berpengaruh terhadap loyalitas 13 juta suara PKB tersebut. Cak Imin menyebut PKB solid.
"Bahkan Yahya Cholil Ketua Umum PBNU ngomong apa aja terhadap PKB nggak ngaruh sama sekali, coba di survei, survei terakhir. Itu menunjukkan bahwa kesolidan ini modal dan saya lihat modal ini semakin besar kalau saya nyapres," kata Cak Imin saat menjawab pertanyaan di CNN Indonesia TV.
Menurut Gus Hilmi, selama dipegang oleh Cak Imin, PKB bukan menjadi partai keluarga. Tetapi partai kaderisasi. Hal itu sudah dilakukan beliau sejak 15 tahun lalu. Khususnya pada 10 tahun terakhir, kaderisasi dilakukan sangat masif mulai dari DPP sampai ke ranting.
"Betul-betul dirasakan oleh kader-kader. Tetapi mereka betul-betul terbuka dan merasa di orangkan oleh Cak Imin," ujar putra Anggota DPR RI, Anisya Syakur tersebut.
Pria yang juga anggota DPRD Jatim itu mengungkapkan, saat ini dinamika perpolitikan di bawah, terutama di daerah pemilihannya (dapil III), rata-rata masyarakat mendukung Prabowo dan Cak Imin.
"Ya kita lihat nanti waktu pemilihan 14 Februari dimana hasilnya. Tetapi secara kasat mata masih solid ke Prabowo dan Cak Imin," ujarnya, dikonfirmasi, Selasa 29 Agustus 2203.
Jika nantinya, Prabowo tidak menggandeng Cak Imin sebagai cawapresnya, pria yang akrab dipanggil Gus Hilmi itu tetap mengikuti arahan dari DPP PKB.
"Sebagai kader tetap mengikuti arahan DPP, apapun arah PKB kita mengikuti," tegasnya.
Untuk diketahui dalam rilisnya beberapa hari sebelumnya, Wakil Sekjen PBNU, Sulaiman Tanjung menilai NU tidak hanya milik PKB. PDI Perjuangan justru banyak dipilih warga NU.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, suara warga NU terbagi merata di semua parpol. Warga NU justru banyak memilih PDI Perjuangan, selanjutnya Gerindra di urutan kedua dan Partai Golkar. PKB berada di urutan keempat yang dicoblos warga NU.
“Jadi, NU itu tidak hanya milik PKB. Buktinya yang paling banyak dipilih warga NU adalah PDI Perjuangan; bukan PKB. Jadi, PBNU akan tetap menjaga jarak dengan semua partai politik, tidak ada perlakuan istimewa,” kata dia
Dalam kesempatan ini, Sulaiman juga membantah omongan pengamat politik Fahry Ali di sebuah stasiun televisi yang menyebut bahwa pernyataan apapun dari Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf tidak berpengaruh pada PKB.
“Jadi, Gus Yahya itu tidak pernah mempermasalahkan PKB. Hanya yang beliau menyesalkan pemilih PKB ternyata tidak mau sama Muhaimin. Ini kan fakta, survei Kompas PKB 7 persen dan Muhaimin hanya 0,4 persen. Ini kan njomplang,” ujarnya.
Dengan elektabilitas Muhaimin yang jauh di bawah PKB, bisa diartikan bahwa yang tidak memiliki pengaruh pada PKB sebenarnya adalah Muhaimin sendiri.
Dengan fakta ini, Sulaiman bahkan memperkirakan calon presiden yang menggandeng Muhaimin akan mengalami kekalahan.
"Siapapun capresnya akan kalah jika wapresnya Muhaimin. Teorinya sederhana, wong PKB saja tidak bertanggung jawab akan rating ketua umumnya,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Wacana Libur Penuh Selama Ramadan, Gus Hilmy Beri Pandangan Seimbang