Penangkapan seorang peternak yang meminta tolong kepada Presiden Joko Widodo agar harga jagung diturunkan harusnya tidak perlu dilakukan. Hal itu justru membuat citra Presiden Jokowi semakin buruk di mata rakyat.
- Bamsoet: Akhirnya Hanya ada Dua Poros Bertarung di Pilpres
- Soal Pilih Menteri, Rizal Ramli Beberkan Perbedaan Jaman Soeharto, Gus Dur, dan Jokowi
- Sipol Tersentral Dipusat, KPU Ngawi Kesulitan Akses Informasi Parpol
"Coba polisi lihat dan baca apa aspirasi dan suara peternak ini, urusan nyawa dan nasib masa depan peternak nasional yang sedang sekarat karena harga jagung yang terus naik," kata Ketua DPP PKS Bidang Tani dan Nelayan, Riyono lewat keterangan persnya, Jumat (10/9).
Riyono menilai sikap dan perlakuan aparat berlebihan. Yang harusnya dilakukan, kata dia, adalah dengan langkah persuasif karena tidak semua warga bisa memahami regulasi pengamanan presiden.
"Kenapa Presiden tidak melihat dan berdialog langsung dengan peternak yang menyuarakan aspirasi? Kalau mau, sejenak turun dan mendengarkan akan mendapatkan solusi. Suara peternak tersebut adalah suara peternak rakyat seluruh Indonesia,” ujarnya.
Riyono berpendapat, protes peternak yang mengeluhkan harga jagung mahal sebagai bahan utama pakan ternak cukup memberatkan bagi bisnis peternakan rakyat. Apalagi yang menggunakan sistem kemitraan. Harga daging ayam dan telur terus turun.
"Pak Presiden kalau kunjungan jangan hanya melihat yang enak-enak saja, sekali-kali dengarkan suara pahit rakyatmu yang bisa jadi itu adalah kondisi faktual yang belum anda ketahui," tutup Riyono.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Twitwar Mahfud dengan Rizal Ramli Tak Produktif
- Omicron Makin Berkembang, Kemenag Stop Pengiriman Jemaah Umrah
- Dituding Gerakkan Demo Mahasiswa 11 April, Gde Siriana: Tuduhan Keji