Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Situbondo, menggelar aksi demo, Senin (22/11). Aksi itu sempat diwarnai bentrok dengan aparat kepolisian yang sedang mengamankan jalannya aksi.
- HUT PMII Ke-64, Khofifah Ajak Mahasiswa Bangun Kualitas Pergerakan dengan Semangat Amar Ma’ruf Nahi Munkar
- Sikap PMII Jombang pada Pemilu 2024: Tolak Kampanye Hitam dan Politik Uang!
- Unjuk Rasa PMII Soroti Tiga Sektor Buruk di Kabupaten Bangkalan
Informasi yang dihimpun Kantor Berita RMOLJatim, aksi itu menuntut pemerintah agar segera mengatasi kelangkaan pupuk bersubsidi.
Demo berawal dari halaman kantor Pemkab Situbondo, di tempat itu rombongan mahasiswa melakukan orasi tuntutan. Di tengah berlangsungnya demo, aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi pecah, ketika mahasiswa hendak menerobos gerbang kantor Pemkab.
Aksi nekat pendemo menerobos barisan polisi itu meledak, lantaran tidak berhasil menemui Bupati Karna Suswandi, dan hanya ditemui oleh salah satu asisten, Kholil. Informasinya, ada dua mahasiswa yang terlibat adu fisik dengan polisi.
“Tadi mahasiswa sempat berdebat dengan pihak keamanan, karena terus dilarang untuk menerobos masuk, akhirnya para mahasiswa langsung maju satu langkah dan terjadi dorong mendorong, dua mahasiswa terkena pukulan,” Ketua Cabang PMII, Fathor, dikutip Kantor Berita RMOL Jatim, usai aksi.
Masih menurut Fathor, atas insiden itu seluruh pengurus PMII langsung melakukan rapat evaluasi, apakah nantinya persoalan itu akan dibawa ke ranah hukum atau tidak. “Ya sesuai kesepakatan hasil rapat evaluasi, kalau memungkinkan pasti akan diadukan ke Mabes Polri dan Polda Jatim,” bebernya.
Seperti diketahui, usai melakukan orasi di depan Pemkab, para demontran kemudian menuju kantor DPRD, di kantor wakil rakyat ini demi stran sempat adi mulut dengan Wakil Ketua Komisi II, Hadi Priyanto.
Saat menemui para demonstran, dirinya langsung meminta agar PMII memberikan data konkrit terkait kejadian kelangkaan pupuk di kabupaten Situbondo.
“Tolong tunjukkan daerah mana saja pupuk yang langkah, sebab komisi II DPRD setelah turun ke 17 kecamatan tidak menemukan pupuk langkah, hanya saja memang ada kios nakal yang menjual pupuk terlalu mahal,” beber Hadi.
Hadi meminta, agar PMII tidak keburu melakukan aksi sebelum bukti dan data yang jelas. Hadi mentang PMII agar bisa menbuktikan tuntutannya tersebut.
“jangan berkoar koar dulu, ayo tunjukkan daerah mana saja pupuk yang langkah dan kios kios mana saja yang menjual mahal, kalau ada bukti, hari ini juga kita bersama Kepolisian akan turun langsung untuk mengecek dan menindak,” ujarnya dihadapan juniornya tersebut.
Menyikapi jawaban jawaban tersebut, seluruh demontran langsung menyatakan siap untuk memberikan data data, bahkan pendemo kompak menyatakan bertanggung jawab atas tuntutan tersebut.
"Petani hari ini kekuarangan pupuk saudara saudara, apakah kita harus diam saja, kita ini sebagai mahasiswa harus suarakan masalah ini ke masyarakat," kata mahasiswa, Yudha Yuliyanto, menyikapi pernyataan Hadi Prianto.
Barisan PMII menuding, jika permasalahan dugaan kelangkaan pupuk di kabupaten Situbondo masih belum dapat diselesaikan. Sehingga terjadi kelangkaan pasok dan lonjak harga serta penyaluran pupuk bersubsidi yang kurang tepat sasaran terus terjadi.
PMII berjanji, untuk mengawal berbagai kebijakan pemerintah salah satunya persoalan ketersediaan pupuk yang memadai, dengan HET yang telah ditetapkan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gerakan Sidoarjo Bersih Demo Bupati Subandi: Stop Jual Beli Jabatan!
- Polisi Bongkar Penipuan Trading, Begini Modusnya
- Duka Mendalam Tiga Polisi Gugur, Polres Jombang Gelar Shalat Ghaib dan Doa Bersama