Pembatalan keberangkatan jemaah haji yang diumumkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas masih menjadi polemik di masyarakat.
- Tidak Komunikatif Soal Keputusan Haji, Gerakan Pemuda Islam Minta Dubes Arab Saudi Dievaluasi
- Dana Haji Dipastikan Aman, Pembatalannya Demi Kemaslahatan
- Dekat Dengan Raja Salman, Keseriusan Jokowi Perjuangkan Nasih Jamaah Haji Dipertanyakan
Sebab dalam pengumumannya, Menag membatalkan keberangkatan haji tanpa menunggu adanya kabar undangan dari pemerintah Arab Saudi.
Bagi Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution, keputusan batal berangkat dan ditolak oleh pemerintah Arab Saudi merupakan dua hal yang berbeda.
Batal berarti sebenarnya masih ada peluang diterima tapi tidak pergi. Sementara ditolak berarti tidak boleh datang.
“Sekali lagi. Ditolak dengan batal itu pengertian yang jauh berbeda,” terangnya, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (4/6).
Syahrial mengurai bahwa ibadah haji tahun ini tetap berjalan. Hanya saja ada regulasi dan protokol kesehatan yang ketat akibat adanya wabah Covid-19.
“Jadi jangan dibolak-balik, gara-gara Covid-19, maka ibadah hajinya dibatalkan. Kalau memang ada masalah atau kurang mampu, ya jujur aja!” tutupnya.
Menag Yaqut memastikan pemberangkatan haji batal. Pembatalan berlaku bagi warga negara Indonesia (WNI) yang menggunakan kuota dalam negeri atau negara asing.
Dijelaskan bahwa keberangkatan dikarenakan pandemi Covid-19 beserta varian baru masih melanda hampir seluruh negara dunia. Selain itu, Arab Saudi juga belum mengundang perwakilan Indonesia menandatangani nota kesepahaman tentang persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Demokrat Resmi Punya Dewan Pakar yang Dipimpin Andi Mallarangeng
- Irwan Fecho Gantikan Mendiang Renville Antonio
- Terpilihnya Aklamasi AHY dan SBY sebagai Pemimpin Demokrat Akan Bawa Kejayaan di Pemilu 2029