Dalam dua bulan terakhir, wabah demam berdarah dengue (DBD) menjangkit di Kabupaten Ponorogo. Sejauh ini dalam catatan Dinas Kesehatan, jumlah kasus DBD ada 13 kasus. Dua antaranya yang masih anak-anak meninggal dunia.
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Revitalisasi Pasar Kembang Tahap Pertama Segera Dimulai, PD Pasar Surya Bangun TPS untuk Pedagang
Kepala Dinkes Ponorogo Dyah Ayu Puspita mengatakan kasus kematian akibat DBD dilaporkan terjadi pada 12 Maret lalu karena kondisi pasien yang sudah buruk saat dibawa ke rumah sakit.
"Kedua pasien [BDB] masuk rumah sakit sudah dalam keadaan kurang baik atau masuk kategori dengue shock syndrome (DSS)," kata Dyah Ayu dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (17/3).
Meski yang diketahui 13 kasus, Dyah Ayu memperkirakan jumlah sebenarnya bisa lebih banyak. Hal ini diantaranya karena perbedaan metode penetapan kasus DBD antara Dinkes dan rumah sakit. Begitu juga jumlah yang meninggal.
"Tapi yang dilaporkan dan valid hanya dua orang, yang satu masih dilakukan pelacakan. Semoga tidak ada kasus atau penambahan lagi," tandasnya.
Ia mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai diantaranya dengan menjaga kebersihan lingkungan.
"Ini harus menjadi kewaspadaan kita semua. Kita saling mengingatkan. Kebersihan semua menjadi tanggung jawab semua," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Dorong Pendapatan Pajak Hingga Pariwisata Daerah, Bank Jatim Serahkan CSR ke Pemkab Ponorogo dan Sumenep
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran