Penjualan hewan kurban pada Idhul Adha tahun ini diprediksi menurun lagi ketimbang tahun kemarin yang sama-sama di masa pandemi Covid-19.
- Momentum Idhul Adha, Santrine Ganjar Sedekah Hewan Kurban untuk Ponpes Raudlatul Ulum
- Pemkab Probolinggo Luncurkan E -PIPAD Untuk Hindari Kerumunan
- Polantas Bondowoso yang Viral Karena Diajak Adu Jotos dengan Sopir Pickup, Terima Penghargaan Bupati dan Kapolres
Harianto, salah satu peternak sekaligus penjual hewan kurban di wilayah Benowo, Surabaya, sudah memprediksi, selama pandemi akan ada penurunan penjualan hewan kurban. Ini berdasarkan pengalaman tahun lalu. Bahkan, tahun ini diprediksi akan merosot tajam lantaran bersamaan dengan diterapkan PPKM Darurat.
"Tahun lalu penjualan kami turun. Nah, tahun ini pasti turunnya lebih banyak lagi. Soalnya, bareng sama yang namanya pembatasan darurat," kata Harianto kepada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (6/7)
Perbedaan mencolok terlihat pada sore hingga malam hari. Selama diberlakukan PPKM darurat dua hari ini, jumlah pengunjung yang melihat hewan kurbannya, masih bisa dihitung dengan jari.
"Orang kalau mau beli, biasanya sore lihat-lihat dulu. Kalau cocok, ya langsung beli. Kalau nggak cocok, ganti di tempat sebelah. Dua hari ini nggak ada yang beli. Yang lihat aja nggak sampai 10 orang," ujarnya.
Harianto menduga, minat masyarakat untuk membeli yang berkurang, selain kondisi ekonomi karena pandemi, juga ditunjang pembatasan jam. Selama PPKM darurat, ia tidak pernah mengatur jadwal berjualan. Artinya, sehari ia berjualan selama 24 jam seperti hari-hari biasa.
Persoalannya, masih kata Harianto, selama PPKM darurat, warung-warung sudah ditutup semua, sehingga hanya sedikit masyarakat yang keluar di jam malam. Imbasnya, sedikit pula orang yang mampir di tempat penjualan hewan kurban.
"Ibarat petani, waktunya panen tiba-tiba kena banjir. Akhirnya gagal panen. Sama seperti kita. Ternak hewan, dirawat dari kecil, pas waktunya besar, ternyata nggak bisa dijual," sambungnya.
Akibatnya, ia pun mencoba mengurangi keuntungan penjualan dengan menurunkan harga hewan qurban.
"Ya, misalkan sapi seharga 20 juta, kita turunkan harga sekitar 1 sampai 2 juta rupiah selisihnya," tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemprov Jatim Diminta Perhatikan Desa Wisata Terdampak Pandemi Covid-19
- Bakesbangpol Madiun Gelar Pembinaan Penatausahaan Keuangan Partai Politik
- Belasan Ribu Ketua RT/RW, LPMK dan Bunda PAUD Surabaya Sudah Tercover BPJS Ketenagakerjaan