Angka kasus harian Covid-19 yang terus mencetak rekor dari hari ke hari menunjukkan kurva infeksi di Indonesia sedang terus meroket, dan belum tahu titik puncaknya sampai di mana.
- Libur Maulid Nabi Digeser Demi Hindari Lonjakan Covid-19
- 12 Balita di Jatim Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut, Dinkes Imbau Orang Tua untuk Waspada
- Pemkot Surabaya Jemput Bola Gelar Tes Swab ke Rumah Warga yang Rawat Jalan
Kurva yang meroket bahkan nyaris vertikal ini, mirip dengan kurva infeksi India pada April lalu, dimana negara tersebut lumpuh karena tingkat penularan yang sangat tinggi pasca-upacara massal keagamaan.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris mengatakan, upaya pemerintah untuk mencegah agar Indonesia tidak lumpuh seperti India lewat PPKM Mikro yang diperketat, perlu diapresiasi.
Namun demikian, dia tidak melihat PPKM Mikro bisa berjalan dengan baik di tengah masifnya penyebaran pandemi Covid-19.
“PPKM Mikro menurut saya tidak lagi efektif untuk meredam laju penularan di hulu, sehingga angka keterisian tempat tidur (BOR) fasilitas kesehatan di hilir, seperti di 5 provinsi Pulau Jawa sudah merah (BOR > 80 persen),” tegas Charles, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/6).
Politisi PDI Perjuangan ini mendesak Presiden Joko Widodo untuk melakukan lockdown beberapa wilayah yang masuk dalam zona merah penyebaran Covid-19 guna menyelamatkan nyawa masyarakat.
Dalam pandangannya, jika pembatasan besar-besaran tidak dilakukan di hulu, maka ia khawatir penambahan fasilitas kesehatan di hilir tatap tidak akan memadai.
“Untuk menyelamatkan hilir yang nyaris kolaps, Presiden Jokowi perlu menerapkan PSBB secara nasional atau setidaknya lockdown di Pulau Jawa, yang berimplikasi pada penutupan secara total terhadap sekolah, pusat perbelanjaan dan perkantoran, kecuali pada segelintir sektor usaha vital tertentu,” katanya.
Dia mengatakan, tidak semua provinsi memiliki kapasitas faskes yang sama. Kapasitas faskes di Pulau Jawa tentu berbeda dengan kapasitas di Indonesia Timur.
"Kita tentu tidak ingin, jika tanpa pembatasan sosial besar-besaran, provinsi lain seperti di Indonesia Timur, yang BOR faskesnya saat ini masih hijau, menjadi kacau balau seperti faskes Pulau Jawa sekarang,” katanya.
Charles memohon kepada Presiden Jokowi untuk meredam penyebaran pandemi Covid-19 dengan melakukan pembatasan luar biasa seperti lockdown.
Ia mengaku khawatir 'banjir bandang' kasus Covid-19 menyapu seluruh masyarakat Indonesia.
"Pak Jokowi, faskes kita di hilir tidak akan kuat meredam ‘banjir bandang’ kalau angka penularan dari hulu sangat deras. Derasnya penularan Covid di hulu harus kita redam sedini mungkin dengan pembatasan sosial besar-besaran. Tolong Pak Jokowi, kondisi sudah darurat,” katanya.
“Tolong Pak Jokowi kondisi sudah darurat!,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kasus Covid 19 Menurun, Pasien Isoter Di Kota Kediri Berkurang
- Tambahan Kasus Positif Covid-19 Nasional Hari Ini 106 Orang, Provinsi Penyumbang Tertinggi Masih Jawa Barat
- Warga India Mulai Target Tanam 250 Juta Pohon