Prabowo Butuh Ekonom Sekaliber  Rizal Ramli untuk Melawan Kebijakan Trump

Mendiang Rizal Ramli/Net
Mendiang Rizal Ramli/Net

Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberlakukan tarif resiprokal 32 persen atas barang-barang Indonesia bakal  menyebabkan guncangan ekonomi nasional.


Hal itu ditandai dengan naiknya nilai tukar Dolar AS terhadap rupiah yang nyaris tembus Rp17.000 pada Minggu, 6 April 2025.

Artinya ancaman resesi ekonomi sudah berada di depan mata. Pemerintah diminta mewaspadai gejolak tersebut.

Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menyebut bahwa tim ekonomi pemerintah harus piawai mengatasi ancaman resesi.

Di tengah kondisi ekonomi yang makin tak menentu itu, Jerry tiba-tiba teringat pada salah satu nama ekonom legendaris tanah air, yakni mendiang Rizal Ramli.

“Seandainya di era ini ada para ekonom andal seperti mendiang Rizal Ramli yang mampu menaikkan ekonomi dari posisi minus di tahun 1998-1999, maka bisa saja diantisipasi yang namanya the global economic crisis atau krisis ekonomi global,” kata Jerry dalam keterangannya dimuat RMOL, Minggu, 6 April 2025.

Pada era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), RR akrab disapa merupakan Menko Bidang Perekonomian yang menggantikan Kwik Kian Gie. Setelah itu, RR digeser menjadi Menteri Keuangan pada 2001.

Berbagai terobosan dilakukan dalam kondisi ekonomi global yang tak menentu kala itu. Alhasil melalui besutan tangan dinginnya, Indonesia mampu keluar dari krisis ekonomi di awal 2000-an.

Jerry menyatakan jika masih ada sosok seperti RR, maka tidak terjadi kekhawatiran seperti sekarang. Dengan kata lain, saat ini Indonesia butuh ekonom sekaliber yang berjuluk 'Sang Rajawali Kepret' tersebut.

“Apa yang dilakukan Rizal Ramli saat itu merupakan hal yang spektakuler bagi negeri ini,” jelasnya.

Selain RR, Jerry pun menyebut nama ekonom besar lainnya yang pernah menyelamatkan perekonomian Indonesia. Mereka di antaranya Marie Muhammad, Radius Prawiro, Widjojo Nitisastro, JB Sumarlin dan Ali Wardhana. 

“Bayangkan dua ekonom ulung, Widjojo dan Ali Wardhana membuat inflasi dari 600 persen turun hingga 10 persen (di awal pemerintahan Orde Baru). Bahkan dolar yang menyentuh angka Rp16.800 turun hingga Rp6.550. Ini juga prestasi yang spektakuler,” bebernya.

Kini, ia pun berharap Presiden Prabowo Subianto mau mendengar masukan dari para ekonom kritis seperti Chatib Basri, Fuad Bawazier, Anthony Budiawan, Fitra Faisal, Januar Eko Prasetio serta ekonom senior INDEF Tauhid Ahmad.

“Intinya, tim ekonomi Prabowo harus cepat mengatasi dampak buruk yang akan terjadi. Apalagi rupiah rontok terburuk sejak reformasi yang sudah tembus Rp17 ribu per Dolar AS dan Euro tembus Rp18 ribu,” pungkas Jerry.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news