- DMDI Dukung Rencana Prabowo Evakuasi Ribuan Warga Gaza ke Indonesia
- SBY Puji Keputusan Prabowo Pilih Jalan Negosiasi Hadapi Tarif Impor Trump
- PDIP Belum Pasti Gabung Pemerintahan Prabowo, Analis Nilai Pertemuan dengan Megawati Tak Menjamin Koalisi Bertambah
PADA 13 Agustus 2022 lalu, Prabowo kembali jadi calon presiden Indonesia. Ia dapat sokongan Gerindra dan PKB. Dengan 23 persen kursi di DPR, kedua partai ini bisa majukan calon Presiden.
Tercatat, 2024 adalah kali ketiga Prabowo akan berkontes di kertas suara. Kalau dirunut dari konvensi Golkar tahun 2004 dan Pilpres 2009, 2024 adalah kali kelima Prabowo mengejar kursi presiden. 2024 nanti, 15 tahun genap Prabowo mencoba jadi presiden.
Maju kembali prabowo di kontes 2024 mengingatkan penulis pada rekam karir dua presiden terhebat sepanjang sejarah Amerika Serikat: Presiden Abraham Lincoln dan Presiden Ronald Reagan.
Mereka dikenang sejarah sebagai presiden terhebat AS karena keduanya tahu persis apa yang ingin dilakukan sebagai presiden, dan berhasil.
Lincoln ingin dan berhasil hentikan perbudakan. Reagan ingin dan berhasil wujudkan kegemilangan ekonomi rakyat Amerika.
Keduanya, Lincoln dan Reagan, seperti Prabowo, meniti jalan sangat sulit hingga sampai ke kursi presiden. Seperti Prabowo, Lincoln dan Reagan juga pernah dicemooh karena pernah berkali-kali gagal.
1832, Lincoln kalah pemilihan anggota DPRD. Baru berhasil masuk DPRD di 1834. 1838, Lincon gagal pemilihan ketua DPRD. 1843, gagal pemilihan anggota DPR. Berhasil di 1846, namun gagal terpilih lagi di 1848. Gagal pemilihan anggota Senat di 1854 dan 1858. Gagal dapat nominasi Partai di 1856.
Lincoln baru berhasil jadi presiden di 1860, setelah 17 tahun mencoba masuk pusaran kuasa tertinggi di Amerika.
Reagan di 1968 gagal dapat nominasi partai. Di 1976, Reagan kembali gagal dapat nominasi partai. Baru di 1980 Reagan berhasil jadi presiden, setelah 12 tahun mencoba jadi presiden.
Penulis menerka, 2024 adalah saat Prabowo jadi presiden Indonesia. Pidatonya di 12 Agustus 2022 saat menerima pencalonan dirinya oleh Gerindra membuat sangat jelas apa yang ia inginkan.
Ia mengatakan, memilih Prabowo adalah memilih kebersamaan. Ia ingin bertanding untuk bersanding. Suatu inovasi politik khas Indonesia yang dimulai Presiden Jokowi ingin diteruskan olehnya.
Artinya, kalaupun Prabowo harus berhadapan dengan Anies, Ganjar atau siapapun di Pemilu Presiden 2024, Prabowo adalah pilihan yang paling aman bagi pemilih. Prabowo akan cukup arif untuk ajak pesaingnya untuk sama-sama bangun Indonesia.
Kerukunan Jokowi-Prabowo yang membuat dunia internasional kagum dan percaya pada Indonesia akan berlanjut saat Prabowo terpilih jadi Presiden. Bagi Prabowo, ini sebenarnya bukan hal baru. Ia sudah lama bilang mau buat tim terbaik untuk Indonesia tanpa pandang latar belakang dan sejarah politik.
Kalau dirunut ke belakang, inovasi politik ini adalah aktualisasi ide besar Sukarno. Demokrasi Indonesia yang unik dan beda dengan demokrasi liberal ala Barat. Sukarno ingin demokrasi Indonesia berasaskan kebersamaan dan gotong royong. Bukan gontok-gontokan. Bukan win-lose, tapi win-win. Win-win untuk kepentingan bangsa.
Namun sayangnya ini juga tantangan terbesar Prabowo. Indonesia punya segala modal untuk jadi middle-power kuat dan berpengaruh jika politiknya terus rukun. Tidak sedikit yang iri pada Indonesia, dan tidak ingin Indonesia rukun-rukun saja. Mereka ini pasti akan mencoba kembali gagalkan Prabowo jadi presiden.
Tapi pemilih Indonesia, yang mulai pilih presiden langsung di 2004 sekarang sudah cerdas. Sudah punya pengalaman 20 tahun pilih presiden. Ibarat anak, demokrasi sudah dewasa. Sudah makin susah dihasut orang lain.
*Penulis peneliti ASEAN Institute
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- DMDI Dukung Rencana Prabowo Evakuasi Ribuan Warga Gaza ke Indonesia
- SBY Puji Keputusan Prabowo Pilih Jalan Negosiasi Hadapi Tarif Impor Trump
- PDIP Belum Pasti Gabung Pemerintahan Prabowo, Analis Nilai Pertemuan dengan Megawati Tak Menjamin Koalisi Bertambah