Presiden Joko Widodo mengajak dunia untuk semakin serius melawan intoleransi, konflik, terorisme, dan perang. Ia juga menyoroti krisis yang masih terjadi di Afghanistan, Palestina, dan Myanmar.
- Relawan Projo Diminta Tak Buru-buru Dukung Ganjar, Jokowi Bisa Saja Beralih ke Capres Lain
- Makin Mencekam, Staf Kedutaan AS Sulit untuk Keluar dari Sudan
- Prabowo Didukung Nahdliyin di Pilpres 2024, Gus Fawait: Karena Yakin Menjadi Penerus Jokowi
Berbicara dalam pidato virtual di Sidang Majelis Umum PBB ke-76 pada Kamis pagi (23/9) waktu Indonesia, Jokowi menegaskan perdamaian dalam keberagaman, jaminan hak perempuan dan kelompok minoritas harus ditegakkan.
"Potensi praktik kekerasan dan marjinalisasi perempuan di Afghanistan, kemerdekaan Palestina yang semakin jauh dari harapan, serta krisis politik di Myanmar, harus menjadi agenda kita bersama," tekannya.
Terkait isu Myanmar, Jokowi menjelaskan bahwa para pemimpin ASEAN telah bertemu di Jakarta dan menghasilkan lima poin konsensus.
ASEAN sendiri berusaha untuk memberikan langkah nyata dengan hasil yang jelas. Kendati begitu, poin-poin itu perlu komitmen militer Myanmar dalam pelaksanaannya.
"Itulah kewajiban yang ada di pundak kita, yang ditunggu masyarakat dunia. Itulah kewajiban kita untuk memberikan harapan masa depan dunia," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PPP Probolinggo Target Kemenangan Untuk Antarkan Mahdi Calon Bupati
- WKRI Sidoarjo bersama Forum Kebangsaan Deklarasi Dukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024
- Tinjau 2 Sekolah di Hari Pertama Program MBG di Surabaya, Khofifah: IQ Siswa Meningkat dengan Makanan Sehat Bergizi