Legenda sepak bola asal Brasil, Pele, ikut menyatakan keprihatinannya atas tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan setelah pertandingan antara Arema vs Persebaya pada Sabtu (1/10).
- Sidang Tragedi Kanjuruhan, Lima Terpidana Diputus Beri Restitusi Rp 1,2 Miliar
- Kunjungi Stadion Kanjuruhan Malang, Keluarga Korban Minta Gate 13 Dikembalikan Semula
- Dua Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Divonis Bebas, Ini Respon Pakar Hukum Pidana
Lewat unggahan di akun media sosial Instagram miliknya pada Selasa (4/10), Pele turut angkat bicara perihal salah satu tragedi sepak bola paling berdarah di dunia itu.
"Pekan ini, kita menyaksikan salah satu bencana terbesar dalam sejarah sepak bola. Setidaknya ada 32 anak-anak di antara 125 orang yang meninggal," tulis Pele.
Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah Arema kalah dengan skor 2-3 dari Persebaya. Suporter Singo Edan kemudian menyerbu ke lapangan, yang dibalas dengan gas air mata oleh polisi, sehingga bentrokan antara keduanya tidak terhindarkan.
Pele menegaskan kekalahan tidak boleh menghilangkan rasa sayang pada sesama manusia.
"Kekerasan tidak punya tempat dalam olahraga. Tidak ada rasa sakit karena kekalahan yang dapat membenarkan kita kehilangan cinta kita kepada sesama. Olahraga harus selalu menjadi wujud cinta," ujar mantan pemain timnas Brasil itu.
Pele kemudian mengirimkan duka cita dan harapannya untuk para korban dan seluruh rakyat Indonesia agar diberikan kedamaian.
Saat ini, pemerintah telah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin oleh Menko Polhukam Mahfud MD untuk menyelidiki tragedi ini.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Sidang Tragedi Kanjuruhan, Lima Terpidana Diputus Beri Restitusi Rp 1,2 Miliar