Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)
menyayangkan pajak sedan belum turun juga. Pengusaha geregatan soalnya
penurunan pajak bisa mendongkrak daya saing dan menurunkan harga.
- Hadapi Tantangan Ekonomi, Allianz Life dan Bank CTBC Indonesia Hadirkan Solusi bagi Nasabah dalam Rencana Finansial Jangka Panjang
- Pertamina Patra Niaga Sabet Empat Penghargaan
- Kunjungi Kadin Jatim, Pengusaha Libya dan Tunisia Bidik Impor Produk dari Indonesia
Ketua Umum Gaikindo YoÂhannes Nangoi mengatakan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan usulan penurunan pajak sedan telah dikirimkan ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
"Sedang dibahas di Badan Kebijakan Fiskal (Kemenkeu)," kata Nangoi di sela-sela pemÂbukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) di Jakarta, Kamis (19/4).
Nangoi berharap, aturan pajak sedan terbaru itu bisa terealÂisasi dalam waktu dekat. Paling tidak sebelum pameran Gaikindo, Agustus mendatang. "Mudah-mudahan dalam waktu pendek, dua atau tiga bulan ini," ujar dia.
Untuk diketahui, ketentuan mengenai PPnBM sedan diaÂtur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 33 Tahun 2017. Di dalam aturan tersebut, mobil sedan atau staÂtion wagon dengan motor bakar nyala kompresi atau cetus api dikenai Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) 30 persen. SeÂdangkan, kendaraan penumpang selain sedan dikenai PPnBM 10 persen hingga 20 persen.
Direktur Penjualan, PemasaÂran, dan Hubungan Masyarakat PT Eurokars Motor Indonesia Ricky Thio mengatakan, penuÂrunan pajak sedan secara tidak langsung akan berdampak pada penurunan harga. Kebijakan tersebut juga akan mendorong produsen memproduksi sedan.
Menurut dia, saat ini permintÂaan sedan untuk pasar ekspor sangat tinggi. Dengan harga yang lebih murah, sedan buatan Indonesia bisa makin bersaing di pasar ekspor. "Ekspor bisa meningkat, penjualan domestik pun naik," ujarnya.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Henry TanoÂto mengatakan, dengan turunnya pajak sedan, tentunya berpenÂgaruh untuk harga jual yang ditetapkan kepada konsumen. Meski demikian, perlu dilihat secara detail berapa besar penuÂrunan pajak, baru bisa diketahui harga mobilnya.
"Harapannya itu bisa meningkatkan volume pasar sedan di Indonesia. Jadi dengan berkemÂbangnya pasar sedan, nantinya bisa membuat kesempatan ekÂspor untuk sedan itu sendiri," kata Henry.
Menteri Perindustrian AirlangÂga Hartarto
mengatakan, untuk menggenjot ekspor otomotif naÂsional, Kementerian
Perindustrian bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan
KemenÂterian Keuangan tengah menyusun kebijakan pemberian insentif
fiskal untuk mendorong produksi kenÂdaraan jenis sedan. "Pasalnya,
demand di dunia saat ini adalah sedan," kata Airlangga.
Ekspor Komponen Naik
Industri otomotif Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat sehingga mampu memberikan kontribusi signifiÂkan pada perekonomian naÂsional. Jumlah ekspor komponen naik hingga 13 kali lipat, dari 6,2 juta pieces pada 2016 menjadi 81 juta pieces 2017.
"Di pasar ASEAN saat ini mayoritas sudah minta dalam bentuk keadaan terpisah atau completely knock down (CKD), bukan dalam keadaan utuh (completely build up/CBU). Industri otomotif dengan merek tertentu di Malaysia, komponenÂnya itu 100 persen dari produksi Indonesia," ujar Airlangga.
Dia menambahkan, peningÂkatan juga terjadi pada angka produksi kendaraan bermotor roda empat, dari 1,177 juta unit pada 2016 menjadi 1,216 juta unit tahun 2017. Jumlah tersebut diperkuat dengan peningkatan ekspor kendaraan dalam bentuk CBU sebanyak 231 ribu unit pada 2017 dibanding 2016 sekiÂtar 194 ribu unit.
"Jadi, dari capaian tersebut, pemerintah menargetkan jumlah produksi di 2020 akan menÂingkat menjadi 1,5 juta unit," ujarnya. [RM]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bukalapak Kembali Buka Kursus Kartu Prakerja
- Krisis Ukraina-Rusia, Direktur Operasi SIER: Kolaborasikan Bisnis Antar Provinsi, Indonesia Harus Siap Perang Dagang
- Kukuhkan Pengurus Asosiasi, Gubernur Khofifah Ajak Manfaatkan Transformasi Digital dan Perkuat Sinergitas Lindungi Petani Tebu Rakyat