Puguh Wiji Pamungkas Soroti Disparitas Pendidikan di Jawa Timur

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Rapat Paripurna serah terima jabatan dan penyampaian visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur digelar di ruang Paripurna Gedung DPRD Jawa Timur, Jalan Indrapura No. 1, pada hari pertama bulan Ramadan 1446 H. Acara ini menandai momen penting bagi Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indarparawansa, bersama Wakil Gubernur Emil Dardak, dalam melanjutkan kepemimpinan di periode kedua mereka.


Agenda utama rapat paripurna tersebut adalah pidato penyampaian visi dan misi Gubernur Khofifah. Dalam sambutannya, Khofifah menyampaikan bahwa dirinya dan Emil akan terus melanjutkan program Nawa Bhakti Satya yang telah berjalan pada periode pertama.

Program ini, menurut Khofifah, menjadi pendekatan pembangunan holistik yang mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan masyarakat, dengan keselarasan visi pembangunan nasional melalui Asta Cita yang diusung oleh pemerintah pusat.

"Nawa Bhakti Satya periode kedua ini juga memiliki keselarasan dengan Asta Cita yang diusung pemerintah pusat," ujar Khofifah dalam sambutannya, menegaskan komitmen untuk melanjutkan pembangunan yang lebih merata di seluruh wilayah Jawa Timur.

Dalam kesempatan terpisah setelah sidang paripurna, Anggota DPRD Jawa Timur dari Dapil Malang Raya, Puguh Wiji Pamungkas, menyampaikan ucapan selamatnya kepada Gubernur Khofifah dan Wakil Gubernur Emil Dardak atas terpilihnya mereka untuk periode kedua.

Namun, Puguh juga menyoroti beberapa tantangan yang harus segera ditangani, salah satunya adalah disparitas pendidikan yang masih ada di Jawa Timur.

"Disparitas pendidikan ini menjadi permasalahan yang harus segera dituntaskan. Anak-anak di Jawa Timur harus merasakan kualitas pendidikan yang sama, tidak peduli dimana mereka tinggal," ujar Puguh.

Puguh menambahkan bahwa pendidikan menengah atas merupakan pintu masuk bagi generasi muda Jawa Timur untuk memasuki dunia baru mereka, baik melanjutkan ke pendidikan tinggi maupun langsung terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu, kualitas pendidikan menengah atas harus diperhatikan dengan serius.

"Terlebih pendidikan menengah atas adalah pintu masuk bagi angkatan muda Jawa Timur untuk masuk ke zona kehidupan baru mereka. Menjadi penting kualitas pendidikan bagi mereka agar mereka memiliki kesetaraan dalam skill dan kompetensi," lanjut Puguh.

Puguh juga menegaskan bahwa untuk memastikan generasi muda Jawa Timur siap menghadapi dunia industri, pendidikan menengah atas harus memberikan bekal yang cukup agar mereka memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

"Jika kita ingin mereka terserap di dunia industri, mereka harus dibekali dengan skill dan kompetensi yang mumpuni sejak dini, sehingga mereka dapat bersaing dengan angkatan kerja lainnya," tambahnya.

Dengan begitu, Puguh berharap pemerintahan Khofifah-Emil jilid kedua dapat fokus pada pengurangan disparitas pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh di seluruh Jawa Timur, guna mempersiapkan angkatan muda yang kompetitif dan siap memasuki dunia kerja.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news