Puluhan emak-emak dari beberapa kecamatan di Kabupaten Jember mendatangi Markas Kepolisian Resort Jember, Rabu (13/4) sore.
- Wujudkan Implementasi UHC Prioritas, 5.000 Perawat Jember Siap Berjibaku Dukung Program Kesehatan Gus Bupati Jember
- Angka Kemiskinan Jember Masih Tertinggi Kedua di Jawa Timur, Gus Fawait Prioritaskan Koperasi dan Peningkatan IPM
- Pemkab Kerahkan Tim URC untuk Perbaikan Jalan Rusak di Jember
Mereka mengaku menjadi korban investasi bodong dan engadukan seorang perempuan berinisial S, asal Desa Biting Arjasa Kabupaten Jember.
Para korban yang rata-rata emak-emak masih muda ini merasa tertipu S yang mengajak investasi uang dengan masa investasi 2 bulan setengah. Mereka dijanjikan dapat keuntungan 20 persen. Uang dicairkan setiap minggu selama 10 minggu.
"Namun kenyataannya zonk, baru 3 kali cair, S tiba-tiba menghilang," kata Ika Sofiawati (23), korban asal Kecamatan Balung, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Dia tergabung dengan investasi secara online ini, saat diminta tolong oleh admin group WA, untuk membantu mengisi 1 slot investasi senilai Rp 5 juta.
Dia menjadi tertarik ikut, dalam waktu 2 bulan setengah dengan investasi Rp 5 juta mendapatkan penghasilan Rp 1,5 juta.
Dia baru ikut investasi ini sejak Desember 2021 lalu. Selain dirinya, masih banyak lagi yang menjadi korban arisan bodong ini, dari puluhan juta hingga ratusan juta.
"Kalau ditotal warga Jember saja bisa mencapai Rp 1 miliar," katanya.
Pada momen mendekati hari raya idul Fitri 1443 H. Para korban hendak menarik dana investasinya, namun pelaku menghilang seperti ditelan bumi. Hingga saat ini, para anggota investasi sudah kehilangan kontak pelaku, nomor HP-nya sudah tidak aktif.
"Terakhir kami dapat kabar dia ada di Nusa Dua Bali, bilangnya sedang sakit. Makanya, kami lapor polisi supaya dia bisa diusut, karena saya dan teman-teman dirugikan," katanya.
Hal senada disampaikan korban lainnya, Dewi Irana (24), asal Kecamatan Sumbersari. Dia menjelaskan baru ikut investasi ini, sejak Januari 2022, masih baru. Namun dia sudah investasi hampir Rp 50 juta.
Ia baru tahu bahwa investasi ini bodong, setelah pencairan 3 kali dan setelah itu macet hingga sekarang.
"Karena itu, saya menghubungi member lainnya, ternyata macet dan korbannya banyak, tidak hanya dari Kabupaten Jember," katanya.
Dijelaskan Dewi, jika ditotal jumlah kerugian mulai Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi dan lainnya, hingga Bali juga TKW yang masih berada di luar negeri diperkirakan mencapai Rp10 miliar.
Berdasarkan pengakuan korban, modus yang dijalankan S cukup rapi. Yakni menampilkan diri sebagai sosok orang kaya karena sukses berusaha. Kerap kali S gonta-ganti kendaraan, memakai smartphone berkelas dan memamerkan banyak uang.
Kemudian, S sering berkeliling menemui warga untuk diajak investasi bersamanya agar mencapai kesuksesan serupa. Namun, S tidak pernah sekalipun membeberkan secara jelas jenis usahanya.
"Saya tidakidak tahu usahanya apa, hanya katanya uang kami dikelola, ada yang mengurus untuk investasi. Namun tidak jelas pengelolanya," kata korban lainnya Nely Yuliasari (26), warga Kecamatan Arjasa.
"Yang ditunjukkan video-video pertemuan dengan member, yang dia sebut sebagai pengelola. Ternyata mereka juga korban, sama seperti kami," sambungnya.
Hingga Rabu petang, Kasat Reskrim Polres Jember AKP Dika Hadian belum berhasil dikonfirmasi.
Namun pantauan Kantor Berita RMOLJatim, di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Jember, para korban bergantian menjalani introgasi petugas piket untuk memastikan pidananya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wujudkan Implementasi UHC Prioritas, 5.000 Perawat Jember Siap Berjibaku Dukung Program Kesehatan Gus Bupati Jember
- Angka Kemiskinan Jember Masih Tertinggi Kedua di Jawa Timur, Gus Fawait Prioritaskan Koperasi dan Peningkatan IPM
- Pemkab Kerahkan Tim URC untuk Perbaikan Jalan Rusak di Jember