Seorang peternak sapi di Ngawi, Jawa Timur mengalami kerugian ratusan juta setelah hewan ternaknya terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).
- DPRD Jatim: Penunggak Pajak Reklame di Jalan Provinsi Harus Segera Ditertibkan
- Momen Hari Raya Galungan dan Kuningan, Pj. Gubernur Adhy Ajak Umat Hindu Raih Kemenangan Dharma Lewat Pengendalian Diri
- Lebih Humanis, Wali Kota Eri Cahyadi Resmikan Satpol PP Pariwisata
Sebut saja Yasin, peternak sapi asal Desa Majasem, Kecamatan Kendal terpaksa menjual beberapa ekor sapi dengan harga dibawah normal setelah terpapar penyakit.
"Salah satu sapi sebelumnya sempat ditawar Rp 51 juta akan tetapi karena sakit terpaksa saja jual dan laku Rp 21 juta. Dan lain juga seperti itu hanya laku sepertiga dari harga normal," terang Yasin dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin, (20/6).
Beber Yasin, akibat serangan penyakit PMK kali ini pihaknya merugi sekitar Rp 400 juta.
Mengingat pada awalnya sekitar dua pekan lalu ternaknya di kandang ada 39 ekor sapi. Namun sepuluh hari lalu ada 2 ekor sapi mati mendadak. Daripada terus merugi Yasin mengaku menjual beberapa ekor sapi meskipun harga anjlok. Dan kini hanya menyisakan 19 ekor sapi di kandang.
Dengan kejadian itu tambah Yasin sudah melaporkan lebih awal ke dinas terkait di Ngawi. Sayangnya tidak ada respon dari pihak Dinas Peternakan. Setelah pihaknya mengirim pesan singkat ke Bupati Ngawi Ony Anwar baru hari ini ada empat orang dari Dinas Peternakan turun tangan dengan menyemprotkan asam citrun ke mulut sapi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Fokus Kembangkan Potensi dan Minat Anak, Pemkot Surabaya Geber Pelaksanaan Paud Holistik Integratif
- Apes, Baru Keluar Penjara Masuk Lagi
- PKPU 15 ‘Membunuh’ Perusahaan Media Daerah