Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Republik Indonesia (RI) yang berlangsung pada Senin, (17/8) di Taman Surya Balai Kota Surabaya, menyuguhkan konsep Bhinneka Tunggal Ika.
- Gebyar HUT Kemerdekaan ke-79 RI, Mas Dhito Berikan Hadiah Menarik untuk Peserta
- HUT ke-79 RI, Karyawan SIER Kumandangkan ‘Indonesia Raya’ di Lautan Pasir Bromo
- Semarakkan HUT RI Dengan Gelar Piala Rakyat, Hadiahnya Mulai dari Kambing hingga Pupuk
Konsep tersebut dipilih sebagai bukti bahwa keberagaman yang menyatu dan harmonisasi di Kota Surabaya itu memang nyata.
Pada upacara Peringatan HUT RI yang digelar besok, pihaknya memastikan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Termasuk kepada peserta upacara yang hadir di lokasi maupun mengikuti secara daring.
"Kita memakai penerapan protokol yang ketat, jadi termasuk juga peserta upacaranya, undangan dan kemudian melalui daring," kata Plt Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat, Irvan Widyanto dalam keterangan resmi yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (16/8)
Menariknya, pada upacara Peringatan HUT RI yang berlangsung besok, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya, M Fikser didapuk sebagai perwira upacara.
Mantan Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya itu diketahui merupakan putra asli Papua kelahiran Kota Serui.
"Beliau (M Fikser) adalah putra asli Papua, dimana beliau sudah mengabdikan diri ke Pemkot Surabaya lebih dari pada 20 tahun," ungkap Irvan.
Menurut Irvan, pemkot memilih putra asli Papua sebagai perwira upacara karena ingin menunjukkan bahwa Kota Surabaya itu ramah untuk siapa saja.
Bahkan, beberapa pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
"Ini kan menunjukkan bahwa Kota Surabaya itu ramah untuk siapa saja, toleransi untuk siapa saja. Kita ingin menunjukkan bahwa Kebhinekaan Tunggal Ika yang ada di Surabaya itu memang benar ada dan harmonis," katanya.
Pria yang pernah menjabat Kepala Satpol PP Surabaya ini menyatakan, jika pada Peringatan HUT RI di tahun-tahun sebelumnya dihadiri ribuan orang, berbeda dengan yang berlangsung pada besok. Sebab, pihaknya membatasi jumlah peserta yang hadir di lokasi upacara.
"Kalau dulu undangan sampai 2 ribu - 3 ribu orang. Kali ini undangannya hanya 30 orang, serta 30 orang lain penerima penghargaan," jelas dia.
Di samping itu, kata Irvan, pada tahun-tahun sebelumnya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) berjumlah 30 orang, besok akan diminimalisir menjadi 3 orang. Selain itu pula, pasukan yang biasanya satu peleton juga diminimalisir menjadi 5 orang per matra.
"Ini juga diikuti oleh seluruh Lurah, Camat, Danramil dan Kapolsek secara daring. Dan mereka pun tetap seolah-olah mengikuti upacara itu, jadi mereka semua memakai (seragam) kebesaran saat upacara," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkot Surabaya Jalin Kerjasama dengan Blitar untuk Tekan Inflasi dan Jaga Pasokan Pangan
- Viral Video Pria Berseragam Satgas Diduga Mencuri, Pemkot Surabaya Pastikan Bukan Petugasnya
- Tindak Cepat, Pemkot Surabaya Selamatkan Ijazah Karyawan yang Ditahan Perusahaan