Sebanyak 968 tenaga analis laboratorium dari 765 Puskesmas di Jawa Timur mengikuti pelatihan swab dalam penanganan pasien Covid-19. Pelatihan tersebut dilaksanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya, Jum'at (12/6).
- PPKM Darurat, Puluhan Pelanggar Prokes Di Kediri Disidang
- Menko PMK dan Mensos Pantau Pendonor Plasma Konvalesen di UDD PMI Surabaya
- Ilmuwan Temukan Mikroplastik dalam Darah Manusia untuk Pertama Kalinya
Kordinator Monev Gugus Tugas BNPB, Mayjen TNI (Purnawirawan), Komaruddin Simanjuntak mengatakan, Pemerintah telah mengkaji ulang atas meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
"Pelatihan disini memang tadinya Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur, berubah fluktuatif nya menjadi Jakarta dan Jawa Timur sehingga itu menjadi pilihan Pemerintah untuk ditinjau dimana letaknya," kata Komaruddin dikutip Kantor Berita RMOLJatim di BLKK Surabaya, Jumat (12/6).
Dalam kajian tersebut, masih kata Komaruddin, Pamerintah berinisiatif merubah sistim penanganan Covid-19 di Jawa Timur dengan cara memberikan pelatihan kepada tenaga analis laboratorium Puskesmas.
"Maka SDM manusianya harus kita latih supaya target sama, kesamaan langkah bagus kemudian dari hulu benar dulu. Artinya dari puskesmas kita benahi dia supaya bisa menggunakan teknologi yang otomatis sehingga nanti di hilirnya juga benar. Jika di hulu tidak benar maka digilir juga salah yang ujung- ujungnya menghamburkan biaya yang tidak perlu," terangnya.
Saat ditanya apa bentuk latihan yang diberikan, Komaruddin mengatakan, para tenaga analis laboratorium tersebut mendapatkan latihan pengenalan pengetahuan teknologi hingga praktek penanganan pasien virus Covid-19.
"Bentuk latihannya adalah bagaimana mengawaki alat yang serba otomatis. Ini diawali dengan teori baru nanti peragaan praktek praktek. Kenapa?, Kalau nggak diawali dengan teori maka nanti gaptek, jadi harus dilatih secara pengetahuan supaya di Kabupaten Kota tidak ada kesalahan seperti yang saya bilang tadi. Jadi benar dulu di hulu maka akan benar di hilir di laboratoriumnya," katanya.
Sementara itu, Amalia Puspasari analis laboratorium Puskesmas Sawahan Surabaya mengaku mendapatkan pengetahuan baru tentang penanganan awal pasien corona.
"Dengan pelatihan ini dapat menambah skill kami dalam pemeriksaan Covid-19," ujarnya.
Ia mengaku mendapatkan pengajaran teknik swab mulai dari pengambilan di tenggorokan hingga hidung.
"Lebih awal pemeriksaan PCR yaitu menentukan deteksi virus pada tubuh manusia," jelasnya.
Menurutnya, pelatihan teknik swab tersebut bukan pertama kali didapatnya. Sebelumnya dia juga telah mendapatkan pelatihan tentang penggunaan alat-alat teknologi otomatis dalam pemeriksaan PCR.
"Sudah pernah dapat, Pelatihan ini untuk merefresh kami lagi," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Satgas Covid-19: Ada 3 Kasus Baru Varian Omicron di Indonesia, dari Malaysia dan Kongo
- Ahli Virologi Thailand Waspada, Kasus Monkeypox Bisa Meroket karena Perbatasan Dibuka
- Lebih Mematikan Dari Delta, Varian Lambda Sudah Ada Di Lebih 30 Negara