Ratusan atlet paralayang mengikuti ajang Festival Paralayang Liga I Seri I di Ngawi, Jawa Timur tepatnya di lokasi kebun teh Jamus masuk Desa Wonosari, Kecamatan Sine. Festival ini digelar selama dua hari mulai 14-16 Februari 2020.
- Perjudian Febi Sukses, Tim Tenis Putra Indonesia Hadapi Thailand di Final SEA Games XXXI
- Timnas U-17 Indonesia Menang Atas Korsel di Laga Perdana Piala Asia 2025
- Lawan Madura United, Persebaya Target Poin Penuh
Dalam festival paralayang tersebut tercatat ada 110 atlet paralayang dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Bahkan ada tiga atlet mewakili Tanah Papua.
Daniel, salah satu panitia paralayang dari Dispora Ngawi mengatakan, ada dua kategori penilaian. Yakni KTM atau ketepatan mendarat dan keindahan selama terbang dan tematik juga termasuk penilaian.
"Dari komen atlet paralayang pada umumnya mereka mengakui lokasi take off maupun landing mempunyai tantangan tersendiri. Mereka harus cermat memperhitungkan arah angin demikian juga cuaca yang sering berubah," terang Daniel pada Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (15/2).
Jelasnya lagi, festival paralayang yang digelar pertama kalinya itu menggandeng Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
Disebutkan jarak tempuh memakan waktu 3 hingga 5 menit dari lokasi start sampai kelokasi pendaratan.
"Festival ini sekaligus untuk memperkenalkan olahraga paralayang bagi masyarakat Ngawi termasuk wisatanya bagi peserta sendiri," ucapnya.
Terang Daniel, bukit Jamus tersebut diklaim sebagai satu-satunya titik take off paralayang masuk di area perkebunan di Jawa Timur.
Selain itu, para atlet juga dimanjakan pesona kebun teh Jamus yang eksotik.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Persiraja Aceh Konsisten Dukung Erick Thohir Jadi Ketum PSSI
- Kericuhan Final SEA Games 2023, Tiga Pemain Tim U-22 Indonesia Dihukum AFC
- Ramaikan HUT Pelita Jaya, Tim Asal Kalbar dan Makasar Targetkan Lolos Final