Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Timur, Mohammad Trijanto suaranya mendadak hilang ratusan ribu dari real count resmi KPU.
- Seruan Rakyat Blitar: Pilih Pemimpin Berjiwa Besar dan Tidak Salahgunakan Kekuasaan
- Pilkada Kota Blitar Terkesan Elitis dan Sarat Lobi-lobi Tertutup, Trijanto: Intinya Duit, Bos!
- Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ratu Adil: Saatnya Rekonsiliasi Nasional
"Aneh, patut diduga jumlah suara saya tiba-tiba hilang ratusan ribu di real count resmi KPU. Tadi pagi (Senin, 19/2) sekitar pukul 08.00 wib jumlah suara sementara sekitar 601.466 (proses penghitungan 74,10% ), satu jam kemudian sekitar 09.00 wib jumlah suara tinggal 596,725 (proses penghitungan 74,18 %)," kata Trijanto pada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (21/2).
Pantauan redaksi hari ini, Rabu (21/2) di situs KPU https://pemilu2024.kpu.go.id/pemilu_dpd/hitung-suara, perolehan suara Trijanto bahkan berkurang sangat banyak yakni menjadi 246,703 dengan proses penghitungan 77,82 %.
"Pemilu 2024 super gila, super brutal, super kejam, super masif," tegasnya.
Turunnya jumlah suara penghitungan dalam tabulasi situs KPU tersebut memang mengejutkan Trijanto.
Ketua Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) ini bahkan menyebut Pemilu 2024 merupakan demokasi abal-abal.
"Akankah proses pemilu ini akan menghasilkan calon pemimpin yang mempunyai legitimasi yang kuat di mata rakyat. Aneh kok terasa seperti pesta demokrasi abal-abal yang dimainkan oleh para bandit demokrasi saja," ujarnya.
Melihat jumlah suaranya yang turun dalam hitungan satu jam tersebut, Trijanto menduga sistem yang ditampilkan oleh situs KPU tersebut ada indikasi permainan.
“Saya yakin turunnya suara saya ini diduga ada permainan pihak penyelenggara pemilu," tuturnya.
Selain itu, dari bukti-bukti yang telah dikumpulkan timnya, Trijanto menyebut permainan tidak hanya terjadi di Sirekap saja melainkam juga di formulir C1.
"Ada penyelenggara pemilu yang berani mengubah C1. Untuk itu kita akan mengumpulkan bukti terkait dengan salinan C1 yang ada di TPS untuk dijadikan bukti adanya pelanggaran yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU Provinsi Jawa Timur,” ujar Trijanto.
Trijanto berharap nantinya agar ada digital forensik terkait hal itu. Semua calon DPD harus diberi informasi terkait history upload rekapitulasi yang ditampilkan pada website tersebut. Karena dengan melakukan digital forensik nanti bisa dijadikan sebagai salah satu bukti jika ada pelanggaran dalam rekapitulasi.
“Intinya kita hanya butuh keadilan, menginginkan lahirnya senator yang memang berasal dari pilihan rakyat. Tanpa adanya campur tangan untuk menghalalkan segala cara agar bisa mendapatkan suara DPD terbanyak. Saya tetap menghormati siapapun senator yang dipilih rakyat tetapi jangan sampai menggunakan cara yang tidak beretika. Ayo buka digital forensik,” demikian Trijanto.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sempat Membantah, Wahyu Setiawan Akui Sumber Uang Suap Harun Masiku dari Hasto
- Pertanyakan Pengunaan Dana Pilkada 2024 Senilai Rp 84 Miliar, DPRD Gresik Senin Depan Hearing KPU
- Diterima Puguh Wiji Pamungkas, Badan Kehormatan DPRD Kaltim Kunjungi DPRD Jatim, Bahas Kode Etik dan Penguatan Peran Legislatif