Kantor Imigrasi Klas I Khusus TPI Surabaya mengaku tidak mengetahui tentang ratusan WNA China asal Surabaya yang gagal pulang ke negaranya.
- Kontak Erat Pasien Covid-19, Bupati dan Petinggi Pemkab Probolinggo di Swab Massal
- Dewan Minta Pemkot Surabaya Siapkan SPKLU, Sebelum Realisasikan Kendaraan Operasional Listrik
- Tinjau Pasar di Kantor Pos Gresik, Wamendag Pelototi Harga Bahan Pokok dan Takaran MinyakKita
"Saya nggak monitor, silahkan ke Pak Nanang saja selaku humasnya," kata Kasi Intel dan Penindakan Imigrasi Khusus Klas I Khusus Surabaya, Satoto saat dikonfirmasi Kantor Berita RMOLJatim, Senin (6/4).
Sementara itu Humas Kantor Imigrasi Klas I Khusus Surabaya, Nanang Mustofa justru mengaku tidak tau dengan informasi tersebut.
"Mohon maaf saya tidak tau mas," ujarnya.
Demikian pula disampaikan Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Kantor Imigrasi Klas I TPI Tanjung Perak, Washington.
"Saya belum monitor mas," katanya.
Saat ditanya apakah tidak ada kordinasi dengan pihak Kantor Imigrasi Klas I TPI Bandara Soekarno-Hatta, terkait persoalan ini ditengah wabah virus Covid-19, Washington mengaku pihaknya tidak punya kewajiban untuk melakukan kordinasi.
"Bukan tidak kordinasi, karena memang tidak perlu dikonfirmasikan ke kita dan tentunya kalau mereka ditolak pulang ke negaranya, oleh pihak di Jakarta sudah dilakukan sesuai prosedur yang ada di Jakarta terkait penanganan pencegahan corona. Pastinya mereka sudah diperiksa," terangnya.
Terkait data jumlah WNA China yang berkerja maupun wisata di Surabaya, Washington mengaku tidak bisa mengakses lagi setelah adanya sistim yang baru.
"Dengan sistim yang baru kita tidak punya akses masuk ke sana semua terpusat di Pusat. Kalau dulu dengan sistim lama kita bisa buka, bisa tau berapa jumlah di kantor baru. Sistim baru ini kita tidak bisa buka," tandasnya.
Diketahui pada Jum'at (3/4) sebanyak 208 WNA asal China tersebut berencana pulang ke negaranya menggunakan pesawat charter Garuda Indonesia dengan nomor GA-8900 melalui Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Namun keberangkatan itu batal dilakukan setelah pesawat yang di di carter belum mendapat izin dari pemerintah China untuk menyetujui keberangkatan para WN China kembali ke negaranya.
Atas peristiwa tersebut, WN China yang terdiri dari 205 orang dewasa dan 3 bayi itu kembali ke daerah masing-masing yakni Semarang dan Surabaya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkot Surabaya Kampanyekan Gerakan Bumil Sehat Nasional di Peringatan Hari Ibu
- Jelang Ramandhan, Forkopimda Lamongan Ingin Beri Kenyamanan Beribadah Masyarakat
- Rangkaian JKF 2022, Diskominfo Jatim Gelar Forum Walidata