RMOLBAnten. Ribuan aktivis 98 rencananya akan berkumpul dalam rangka rembuk nasional di lapangan Monas pada Juli mendatang.
- Selesaikan SIPOL KPU, Gerindra Surabaya Tancap Gas Penuhi Target Pemilu 2024
- Buntut Polemik Suharso Monoarfa, Pengamat: PPP Rawan Kehilangan Dua Sumber Suara
- Gubernur Khofifah Resmikan RSNU Babat, Bupati Yuhronur Optimis Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Lamongan
Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Banten Asep Rahmatullah, berbeda pendapat. Kata dia, intoleransi hanya jualan pasar.
"Saya tidak setuju kalau hanya di lakukan oleh kelompok yang pro terhadap kekuasaan. Karena aktivis 1998 itu dari berbagai macam latar belakang organisasi dan elemen masyarakat," katanya kepada Kantor Berita RMOL Banten, Jum'at (22/6).
Menurut Asep wacana mengenai intoleransi merupakan demokrasi pasar, artinya ini bisa saja jualan saja yang di bungkus oleh kekuasaan.
"Yang akhirnya bisa mematikan alam demokrasi dan kebebasan berpendapat," tegasnya.
Lanjut Asep toleransi beragama itu sangat penting di jaga, karena itu hak setiap manusia untuk saling menghargai, menghormati atas keyakinan masing-masing setiap warga negara Indonesia.
Namun dikatakan Asep sebenarnya, bangsa Indonesia dari dahulu sudah toleran, tenggang rasa dan saling asah, asih dan asuh.
"Tapi, sekarang ini banyak oknum yang teriak jualan toleransi, tapi sesungguhnya dia tidak toleran. Seperti maling teriak maling," tukasnya. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Nasdem Klaim Rencana Deklarasi Koalisi Bersama PKS-Demokrat Tetap Berjalan
- Survei Kolaborasi: TNI Paling Dipercaya Publik, DPR Urutan Paling Akhir
- Ridwan Kamil Beberkan Kunci Kemenangan Golkar pada Pemilu 2024