Penerapkan enam pilar transformasi kesehatan yang dibangun oleh Kementerian Kesehatan RI telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Mojokerto dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Enam pilar yakni transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem kesehatan masyarakat, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan yang terakhir adalah transformasi digital.
- Pasca Putusan MK, Gubernur Khofifah Pastikan Pelantikan Bupati-Wakil Bupati Pamekasan Segera Diproses
- Pasar Simo Segera Direvitalisasi, Pengerjaan Rampung pada Mei 2024
- Hidupkan Gotong Royong, Untuk Indonesia Tangguh Dan Indonesia Tumbuh
Penerapan transformasi kesehatan, maka Pemerintah Kota Mojokerto mendapat apresiasi dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Maria Endang Sumiwi, MPH saat meresmikan Gedung Lab. BSL 2 serta Launching Labkesmas ILP dan Gayatri ILP SATU SEHAT di Labkesda Kota Mojokerto, Jl. Benteng Pancasila, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto Rabu (2/10).
Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro menyampaikan transformasi kesehatan yang telah diterapkan di Kota Mojokerto secara statistik terlihat pada tingginya angka IPM yang menunjukkan kualitas kesehatan dan pendidikan yaitu 80,90 serta angka harapan hidup yang mencapai 74.
“Pemkot mojokerto saaat ini sudah ada 6 puskesmas, 11 puskesmas pembantu dan 170-an posyandu. Ini adalah resource kita untuk memberikan pealayan kesehatan bagi masyarakat. Outcamenya adalah bagaimana peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat yang ada di Kota Mojokerto secara bertahap dan berkelanjutan,”ujar Ali Kuncoro.
Sosok yang akrab disapa Mas Pj ini menuturkan Kota Mojokerto telah meraih Universal Health Coverage (UHC) kategori utama yang merupakan ikhtiar bahwa kesehatan itu sesuatu yang utama, bagaimanapun nanti tahun 2045, masyarakat Kota Mojokerto adalah masyarakat yang bugar yang siap songsong Indonesia emasa 2045.
“Integrasi Layanan Primer dengan pendekatan pemantauan wilayah setempat, kader-kader dibawah kita gerakkan, kita punya praeswari, kader motivator dan itu betul-betul kita briefing supaya mereka intens melakukan surveillance dibawah supaya jangan sampai ada satu masyarakatpun yang tidak mendapat layanan kesehatan, prinsipnya no one left behind,” terangnya.
Senmentara, Maria Endang Sumiwi menyampaikan telah berjalannya tranformasi kesehatan seakan mimpi yang menjadi nyata. Karenanya masyarakat seharusnya tidak hanya sekedar bisa mendapat pelayanan kesehatan, tetapi juga mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas.
“Meskipun rumah sakitnya bisa operasi jantung, bisa pasang cathlab, tapi kita tidak ingin orang-orang ke rumah sakit. Itulah mengapa di Pustu, puskesmas dan kader harus keliling terus, karena kita ingin mencegah dengan pendekatan jangan sampai sakit, jadi tidak lagi kalau sakit berobat,” tuturnya.
Telah berjalannya pelayanan kesehatan di Kota Mojokerto, Maria meminta agar meningkatkan hasilnya atau yang biasa disebut continuum of care, yakni satu orang harus tuntas masalah kesehatannya. Tidak cukup discreening, tidak cukup dirujuk, tapi harus dimonitor terus sampai masalah kesehatannya tuntas.
“Kami ingin Kota Mojokerto bisa mendemonstrasikan masalah kesehatan dengan tuntas, jangan sampai sudah terdeteksi, masalahnya tidak tuntas. Ini sangat potensial dilaksanakan di Kota Mojokerto karena sudah ada GAYATRI,”pintanya.
Sebagai informasi Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL-2) dapat dilakukan pengujian mikroba dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) dan kultur bakteri sesuai standar, disamping pemeriksaan laboratorium klinik, mikrobiologi dan kimia sehingga keamanannya lebih terjamin.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Mensos Gus Ipul Pastikan Sekolah Rakyat di Mojokerto Berjalan Tahun Ini
- Tanah Longsor Timbun Mobil di Mojokerto, Satu Korban Meninggal Dunia
- Wali Kota Ning Ita Pimpin Larung Tirta Amerta Umbul Dungo Mojotirto Festival