Ridwan Kamil: Nasionalisme Pihak yang Menolak Monumen Covid-19 Patut Dipertanyakan

foto/rmol
foto/rmol

Pembangunan Monumen Covid-19 di Kota Bandung yang didedikasikan untuk tenaga kesehatan menuai pro dan kontra. Monumen Covid-19 ini dinilai sebagai upaya politisasi korban virus corona yang wafat dan namanya ditulis di bangunan monumen tersebut.


Merespons hal tersebut, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, monumen Covid-19 merupakan bentuk penghargaan terhadap jasa-jasa mereka yang berjuang melawan pandemi Covid-19.

Sebagaimana pesan Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno, tegas Ridwan Kamil, bangsa ini tidak boleh sekali-sekali melupakan sejarah.

“Pertanyaannya sederhana, apa alasannya menolak penghormatan terhadap pahlawan? Bung Karno bilang jangan sekali-kali melupakan sejarah,” ujar Emil, sapaan akrabnya, Kamis (11/11).

Emil justru mempertanyakan nasionalisme mereka yang menolak Monumen Covid-19 dalam menghargai jasa pahlawan. Menurutnya, bulan November adalah momentum untuk memberi penghormatan terhadap jasa pahlawan.

“Bagi mereka yang tidak menghargai pahlawan, rasa kebangsaan dan nasionalismenya patut dipertanyakan,” ujarnya, dikutip Kantor Berita RMOLJabar.

Mantan Walikota Bandung tersebut menegaskan, pembangunan monumen tersebut direncanakan sebelum pandemi Covid-19. Ia mengaku, tidak ada niatan ditujukan kepada para nakes.

“Saya berkali-kali klarifikasi itu dibangun sebelum Covid-19. Sebelumnya tidak didedikasikan untuk pahlawan, setelah jadi ya sudah mumpung itu ada momen Covid-19 dan sekarang surut kita dedikasikan,” jelasnya.

Sekelompok aktivis yang tergabung dalam Aliansi Nano menganggap pembangunan Monumen Covid-19 bermasalah. Mereka menolak politisasi korban Covid-19 yang wafat dan namanya ditulis dalam monumen tersebut.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news