Risma Nyerah Ngurus Perlintasan Kereta Api

Tragedi mobil Pajero Sport tertabrak kereta api Sri Tanjung di perlintasan KA Pagesangan, Minggu (21/10) hingga mengakibatkan 3 orang tewas di tempat mendapat tanggapan serius dari Walikota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma).


"Saya kan gak bisa, karena itu kan memang harus ada perlintasan tidak sebidang, cuma itu kan juga menyangkut masalah tata ruang," jelas Risma, Senin (22/10).

Bahkan Risma juga merasa kebingungan mencari jalan keluar di perlintasan Pagesangan. Pasalnya daerah tersebut sudah padat penduduk.

"Kalau tempat itu diberikan over pas gitu, ketemunya trus piye, kan berat kadang-kadang di kita. Kalau dibikin perlintasan tidak sebidang itu tempatnya gak ada kalau kita bebaskan," ujarnya.

Menurut Risma, memang ada aturannya soal perlintasan kereta api yang tidak boleh sebidang, yakni harus di atasnya atau di bawahnya. Sehingga Pemkot Surabaya dapat membatasi perlintasan kereta api.

Kita mau bikin perlintasan kereta api tidak sebidang di wilayah Jemursari. Sekarang sudah ada 4 perlintasan kereta api yang kita tutup, diantaranya di jalan Ahmad Yani,” kata Risma.

Ia mengakui, izin membuat perlintasan kereta api dikeluarkan dari Pemkot, namun hingga kini pihaknya masih belum mempunyai solusi untuk mengurusi perlintasan KA yang ada diwilayah Surabaya.

Izinnya dari kita, tapi berat kalau kita ngurusinya. Resikonya juga berat, kayak di perlintasan Margerejo, kita ga bisa ngrelay orangnya. Makanya saya menghimbau, kalau ada kereta ya berhenti lah, yo ojo diterusno,” paparnya.

Risma menambahkan, Pemkot Surabaya sekarang mengurusi tiga perlintasan kereta api di antaranya Margomulyo dan Margorejo.

"Itu kita yang nyiapin penjaganya. Itu saja berat,” pungkasnya.[arf/aji]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news