Pernyataan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, dianggap telah mengkhianati Pancasila.
- Kerumunan Jokowi di Maumere Jadi Pergunjingan, Apakah Presiden Tidak Peduli Keselamatan Rakyat?
- PKB Sayangkan Menag Yaqut Bicara Ngawur tak Subtantif
- Daftarkan Bacaleg ke KPU, PAN Bondowoso Target 5 Kursi Legislatif
Hal itu disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Ustaz Novel Bamukmin, menanggapi pernyataan Said Aqil yang meminta dosen agama di fakultas umum Perguruan Tinggi untuk tidak terlalu banyak mengajarkan soal akidah dan syariah.
"Komen SAS (Said Aqil Siradj) diduga sudah mengkhianati Pancasila, atau SAS memahami Pancasila rasa RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila), atau BPIP yang unsur ketuhanan mau dibuang atau unsur ketuhanan dipersalahkan," ujar Novel kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (6/4).
Menurut Novel, Said Aqil telah mengidap penyakit Sepilis, yang merupakan singkatan dari sekularisme, pluralisme, dan liberalisme.
"Dengan realisasinya menolak tauhid diajarkan melalui para dosen. Karena sesungguhnya Pancasila dengan sila pertama adalah tauhid, dengan begitu Indonesia adalah negara tauhid," jelas Novel.
Karena, lanjut Novel, siapapun yang beragama Islam yang menolak tauhid dianggap sebagai komunis.
"Seminimal-minimalnya yang Sepilis itu. Yang jelas Sepilis sudah diharamkan oleh MUI tahun 2005 dengan ketetapan nomor 7," pungkas Novel.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Mahfud MD Tantang Arteria: Beranikah Saudara Laporkan Kepala BIN Budi Gunawan
- Parlemen Berharap Biaya Haji Tahun Ini Disepakati Rp 49 juta
- Carbon Capture and Storage Ada Indikasi jadi Ladang Korupsi Baru dan Perburuan Rente