Saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) merasa geram dengan kebijakan pemerintah yang doyan utang ke luar negeri.
- Muslim Arbi: Ganjar Tidak Meninggalkan Karya Monumental Selain Kemiskinan, Wadas, Kendeng, dan Perkara E-KTP
- DKPP Periksa Enam Penyelenggara Pemilu KPU Bondowoso Terkait Seleksi PPS
- Alumni 212 Dorong Fadli Zon Jadi Jubir Presiden Joko Widodo
Namun ketika Jokowi menjadi Presiden, justru utang luar negeri semakin membengkak.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu dalam akun twitter seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL turut membagikan potongan video dan mengomentari Jokowi yang berbicara soal utang pada tahun 2012.
Dalam video 45 detik itu, Jokowi menyatakan dirinya kesal dengan kebijakan utang yang terkesan diakal-akali oleh pemerintah dengan "obligasi".
"Nah orang seperti ini (Jokowi) yang cocok memimpin Indonesia karena utangnya sudah banyak. Semoga orang ini berkenan membantu pemerintah mencari solusi mengatasi utang negara yang makin membengkak. Ayo kita bantu," sindir Said Didu dalam cuitannya, Sabtu (15/2).
Utang luar negeri Indonesia per Juli 2019 mencapai 359,3 miliar dolar AS. Namun, Bank Indonesia mengklaim nilai ULN hingga akhir Juli 2019 terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 197,5 miliar dolar AS, serta utang swasta yang termasuk BUMN sebesar 197,8 miliar AS.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hasil Survei, PAN Tembus Posisi Tiga Didukung Gen Z
- Mayoritas Kantor Partai Peserta Pemilu 2024 di Kota Madiun Tak Aktif
- Jika Novel Baswedan Antikorupsi, Harusnya Ikut Usut Dugaan KKN Anak Jokowi