Sambangi Muhammadiyah- Ketum Golkar Mengaku Bahas Kondisi Sosial Politik

. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyambangi Pengurus Pusat Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta, Kamis (12/4).


Airlangga ditemani Sekjen Golkar Lodewijk Freidrich bersama rombongan DPP disambut langsung Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti.

Di lantai dua, Gedung Dakwah Muhammadiyah telah menunggu Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir bersama Wakil Ketum Busyro Muqqodas dan Hajrianto Tohari yang juga pengurus DPP Golkar.

Menurut Airlangga pertemuan dengan Muhammadiyah dalam rangka bertukar pikiran mengenai kondisi sosial politik yang mengemuka belakangan.

"Pertemuan silaturahmi, membicarakan masalah kebangsaan dan kesamaan perjuangan antara Golkar dengan Muhammadiyah,"  kata Airlangga.

Muhammadiyah, kata Airlangga merupakan organisasi kemasyarakatan yang bersejarah dan turut membidani berdirinya Sekretariat Bersama (Sekber) Golkar.

"Partai Golkar selalu memiliki kader yang juga berkecimpung di dalam PP Muhammadiyah," katanya.

Partai Golkar kata Airlanng, siap berpikir dan bekerja bersama dengan PP Muhammadiyah untuk kemajuan bangsa.

Selama ini lanjut Airlangga, Partai Golkar bersama pemerintah mendorong pertumbuhan pendidikan vokasi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu.

"Muhammadiyah memiliki sumber daya besar. Lulusan perguruan tinggi itu 15 persennya adalah lulusan dari Muhammadiyah," jelas Airlangga.

Kata Airlanga, Partai Golkar melalui wakilnya di legislatif dan eksekutif siap mendorong SDM Muhammadiyah, terutama lulusan perguruan tinggi Muhammadiyah untuk bisa berkontribusi nyata mendukung program-program pemerintah.

"Kita coba membawa supaya Indonesia kembali menjadi negara produktif," jelas Airlangga.

Sementara Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menaruh harapan Golkar bersama partai politik lain dapat membawa situasi politik kembali ke tengah. Sebab menurut dia, situasi politik ke depan memiliki kecenderungan agak mengeras baik ke kanan maupun ke kiri.

"Jujurlah, kadang ada keterbelahan, ditambah kasus politik pilkada DKI Jakarta dan macam-macam, kita berharap semua dibawa lagi ke tengah," ujar Haedar Nashir.

Haedar menekankan Indonesia memiliki bandul utama Pancasila sebagai ideologi tengah yang mau moderat. Muhammadiyah berharap seluruh partai politik dapat memperjuangkan hal tersebut. [dzk]

 

 

ikuti terus update berita rmoljatim di google news