RMOLBanten. Satgas Pangan Provinsi Banten mengklaim harga beras premium dan medium di wilayah Tangerang mulai mengalami penurunan. Dari harga semula Rp13.500 per kilogram kini menjadi Rp12.500 per kilogram.
- Performa Ekonomi Indonesia di Jalur Baik, Jerman Tertarik Untuk jadi Mitra Kerjasama
- Dampak BBM Naik, Pengamat Sebut Kebijakan Bupati Kediri Bisa jadi Solusi Jaga Kestabilan Ekonomi
- Ribuan Warga Kuba Banjiri Jalanan, Frustasi Dengan Krisis Ekonomi Di Tengah Pandemi
"Hal ini dilaksanakan dalam rangka menjaga kestabilan persediaan pangan. Kita rutin melakukan pemantauan. Hasilnya 10 hari menjelang lebaran harga beras menalami penurunan," katanya.
Sementara itu, Kepala Subdit Industri dan Perdagangan Kriminal Khusus Polda Banten, Kombes Atot Irawan menegaskan, selain melakukan pemantauan harga, tim juga melihat kelancaran distribusi.
Untuk menjamin ketersediaan pangan, kelancaran distribusi dan kestabilan harga pangan, Tim Satgas Pangan Provinsi Banten selalu melaksanakan pamantauan,†katanya.
Atot juga mengatakan, bahan pangan lainnya, yaitu daging tidak ditemukan adanya penyimpangan, baik ketersediaan, distrubusi maupun harganya.
Kepala Gudang I Bulog Divre Tangerang, Sahri yang didampingi Kepala Gudang II Heru Sadyanto dan Kepala Gudang III, Irfan Fauzi mengungkapkan, ketersedian beras sampai dengan enam bulan ke depan masih aman.
"Ketersediaan beras di gudang tersedia sampai akhir tahun. Di gudang I ada 17 ribu ton, di Gudang II sekitar 23 ribu ton dan di Gudang III tersedia beras sebanyak 20,5 ribu ton," paparnya.
Kepala Gudang II Bulog Divre Tangerang, Heru Sadyanto mengatakan, pihaknya menyediakan cadangan pangan penyangga nasional. Selain itu, pihaknya juga menyediakan kebutuhan operasi pasar untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga.
Salah satu distributor beras, Herman mengaku mendistribusikan beras sebanyak 5 ton per hari ke daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Semua permintaan masih terlayani secara normal,†katanya.
Manajemen PT Karya sebagai distributor daging untuk wilayah Jabodetabek, William mengaku tidak ada kesulitan dalam mendapatkan pasokan dan distribusi daging. Sehingga harganya tidak mengalami kenaikan.
William mengakui pada bulan puasa ini mengalami kenaikan permintaan daging. Pada awal puasa, pihaknya memotong sapi sebanyak 50 ekor per hari. Namun, saat ini naik 20 persen menjadi 60 ekor per hari.
"Ada kenaikan permintaan, dan ini terus akan naik. Biasanya permintaan puncak terjadi pada H-3 dan H-2 lebaran. Pada tahun-tahun sebelumnya selama dua hari itu, kami sampai memoton sapi sekitar 200 ekor," ujarnya.
Ia menjamin, pada lebaran tahun ini tidak akan terjadi kekurangan pasokan. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pemasok untuk persiapan lebaran.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Lebarkan Sayap di Jatim, Nada Puspita Bidik Hijabers Surabaya
- Sektor Logistik Butuh Strategi Handal Capres-cawapres 2024
- Hadiri Rakerkonas APINDO, Pj Gubernur Adhy Dukung Tumbuhnya Dunia Usaha dengan Permudah Perizinan dan Tingkatkan Pelayanan