Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan yang juga ikut menjadi Auditor Rakyat yang tergabung dalam Kaukus Masyarakat Sipil untuk Demokrasi dan Keadilan Sosial, siap melakukan audit terhadap perusahaan milik Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan maupun perusahaan Menteri BUMN, Erick Thohir terkait dugaan bisnis PCR.
- BBM Euro 5 Bisa Pangkas Subsidi Energi Hingga Rp 50 Triliun
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dilanjutkan, Luhut: Sudah Deal dengan China
- SBY Tidak Kaget Jokowi Beri Banyak Tugas ke Luhut
Novel mengatakan, pihaknya bersama beberapa pihak melakukan audit singkat. Bahkan bekas Perwira Polri ini mengaku sempat menemui beberapa orang yang memahami ihwal dugaan bisnis PCR yang dilakukan dua menteri Joko Widodo.
"Saya dan kawan-kawan kemudian bisa mulai memahami dengan sangat jelas bahwa ada dugaan kolusi, atau dugaan korupsi korupsi di sana," ujar Novel saat konferensi pers di Restauran Cikini Lima, Jalan Cikini Raya 1 No. 5, Menteri, Jakarta Pusat, Senin (29/11).
Apalagi kata Novel, alat tes Covid-19 PCR merupakan hal terpenting yang dibutuhkan rakyat saat menghadapi Pandemi.
Di mata Novel, dugaan bisnis PCR adalah masalah serius. Sebab, ada hal penting masyarakat yang justru ditengarai dikuasai oleh pihak tertentu.
"Kemudian diambil keuntungan untuk kepentingan pribadi atau kelompok-kelompok, tentu ini masalah yang sangat serius, bukan dilihat sebagai hal sepele," tegas Novel.
Kata Novel, pernyataan dari Luhut yang mempersilakan perusahaannya diaduit terkait PCR, menjadi kesempatan yang baik.
Menurut Novel, siapapun yang bermain dalam bisnis PCR harus diungkap secara terang benerang.
"Ketika ada satu perusahaan yang ada kaitannya dan membuka diri bisa diaudit, itu menjadi pintu untuk membuka secara keseluruhan," terang Novel.
Atas dasar itulah, Novel terpanggil untuk melakukan audit. Dengan kemampuan yang dimilikinya selama di KPK, Novel mengaku bersedia untuk menjadi auditor rakyat.
"Saya berkeinginan ikut memberikan bersumbangsih, bisa bersama-sama mengusut ini," kata Novel.
Novel berharap, saat nanti ada kerugian keuangan negara, negara tidak diam dan harus menarik kembali uang negara yang dirampas.
Bahkan ia meminta pihak tertentu itu bertanggung jawab. Mengingat ini kepentingan palong mendasar bagi masyarakat.
"Kondisi begini kalau masih membuat korupsi, jahatnya itu kuadrat," tegas Novel seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Dalam acara ini, juga dihadiri oleh Ferry Juliantono yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Gerindra, Refly Harun, Marwan Batubara dan Anthony Budiawan dan lainnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- BBM Euro 5 Bisa Pangkas Subsidi Energi Hingga Rp 50 Triliun
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dilanjutkan, Luhut: Sudah Deal dengan China
- SBY Tidak Kaget Jokowi Beri Banyak Tugas ke Luhut