Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Kota Surabaya terus membuat bilik sterilisasi yang berfungsi untuk mensterilkan diri dari Covid-19.
- Resmikan Kantor Kecamatan dan SWK Krembangan Surabaya, Wali Kota Eri: Ayo Jaga dan Manfaatkan dengan Baik!
- Lelang Aset Agunan Milik Nasabah, BRI Bangkalan: Sudah Sesuai Prosedur dan Peraturan
- Gerak Cepat Bupati Hendy, Langsung Terjun Meninjau Lokasi Banjir
Rencananya, bilik sterilisasi yang dibuat secara mandiri ini bakal ditempatan di beberapa tempat umum, seperti kantor pelayanan publik yang tersebar di Kota Surabaya.
"Setiap hari pembuatan bilik harus rampung sebanyak 10 unit. Nantinya, bilik-bilik itu akan dipasang di tempat keramaian atau tempat berkumpulnya masyarakat. Mudah-mudahan nutut sesuai target, saat ini sudah jadi tujuh,” kata Kepala Bagian Administrasi Pembangunan, Robben Rico dalam keterangan resmi yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Senin (23/3).
Ia menjelaskan, dari tujuh bilik bertipe tunnel (terowongan) yang hari ini sudah dibuat, akan ditempatkan di kantor-kantor yang posisinya banyak dikunjungi masyarakat. Seperti, kantor pelayanan Polrestabes Surabaya, Samsat, dan kantor pemerintah kota.
“Intinya yang mendatangkan cukup banyak orang. Kita akan pasang bilik tersebut,” paparnya.
Namun begitu, Ruben juga mengimbau kepada para pengembang perumahan agar membuat bilik sterilisasi secara mandiri.
Menurut dia, pembuatan bilik ini tidak begitu rumit. Sehingga setiap pengembang kompleks juga dapat menerapkan cara ini agar warga yang masuk ke perumahan sudah steril.
“Sesuai anjuran Ibu wali kota agar pengembangnya dapat membuat masing-masing. Prosesnya hanya posisinya menggunakan pompa, selang, sprayer yang berfungsi untuk air kemudian jadi embun,” ungkapnya.
Kendati demikian Robben memastikan akan terus membuat bilik sterilisasi ini sampai kebutuhan lokasi keramaian terpenuhi. Meskipun begitu, cukup banyak permintaan pengadaan bilik terowongan (tunnel) ini khususnya di wilayah perkantoran.
“Kita terus buat sampai kebutuhannya terpenuhi, yang minta cukup banyak. Terutama kantor-kantor,” paparnya.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menyampaikan, setiap harinya bilik tersebut bakal menghabiskan sedikitnya 500 liter dengan kandungan campuran alkohol dan aquades.
“Sehari itu 500 liter (satu galon kuning). Kita sudah bikin dan dua hari sekali ngisinya. Kalau terlalu lama, khasiatnya tidak bagus,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Aksi Balap Liar di Jombang Tak Berkutik, Polisi Sita Puluhan Motor Modifan Tanpa Surat
- Dinsos Surabaya dan PKH Gelar Bimtek Validasi Data Penerima Manfaat
- Ekspedisi Jejak Kiai Dahlan di Jawa Timur