Peresmian sekretariat bersama Partai Gerindra-PKB memiliki tafsir politik yang tidak tunggal, utamanya terkait dengan dinamika pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang. Apalagi, Prabowo Subianto dan Abdul Muhaimin Iskandar hadir langsung dalam peresmian itu.
- Airlangga Minta Kader Golkar NTT Dan NTB Jadi Garda Terdepan Bantu Pemulihan Pasca Bencana
- Pegiat Medsos Prihati Utami: Ucapan Gibran Tak Seindah di Lapangan
- Politikus PDIP Anggap Prabowo Ada di Balik Pembatalan RUU Pilkada
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) A. Khoirul Umam menganalisa ada tiga substansi yang bisa dikaitkan dengan peresmian Sekber itu. Pertama, buntunya komunikasi politik antara Gerindra dan PDIP mengusik kerukunan Gerindra-PKB.
Analisa Umam, celah koalisi PDIP-Gerindra sudah membuat Prabowo kepincut, karena mesin partai lebih efektif, dukungan kekuasaan lebih konkret, dan potensi menangnya yang lebih besar.
"Kebutuntuan PDIP-Gerindra itu tidak lepas dari ketidakmampuan kedua partai untuk mengelola ego dan ekspektasi, karena masing-masing menginginkan posisi Capres. Sehingga, negosiasi buntu," jelas analisa Umam dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Senin malam (23/1).
Analisa kedua, peresmian Sekber Gerindra-PKB mengindikasikan sudah adanya restu Presiden Jokowi. Apalagi, setelah kian tidak jelasnya rencana Pencapresan Ganjar lewat PDIP, yang ternyata juga mengunci langkah strategis Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Pendapat Dosen Ilmu Politik & International Studies, Universitas Paramadina ini, restu Jokowi memberikan angin surga bagi Cak Imin, yang belakangan sudah diancam oleh pihak tertentu untuk tidak maju di Pilpres 2024.
"Karena itu, memberikan restu bersatunya Gerindra-PKB bisa menjadi sekoci bagi Jokowi, sembari memainkan strategi dua kaki dengan mendukung tokoh yang diusung oleh PDIP nantinya," urai Umam.
Selain itu, Umam melihat deklarasi Sekber Gerindra-PKB mengindikasikan adanya kesiapan perlawanan terbuka kepada PDIP, yang hingga kini sama sekali tidak membuka ruang negosiasi lebih lanjut.
Terlebih lagi, pandangan Umam, deklarasi Sekber Gerindra-PKB yang direstui Jokowi dideklarasikan tepat pada tanggal 23 Januari, yang bertepatan dengan hari ulang tahun Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Artinya, genderang perang psikologi politik sudah mulai ditabuh, dan langkah awal perlawanan terhadap partai pimpinan koalisi pemerintahan saat ini telah disiapkan, dengan cara mengusik psikologi Megawati di hari bahagia ulang tahunnya," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PDIP Belum Pasti Gabung Pemerintahan Prabowo, Analis Nilai Pertemuan dengan Megawati Tak Menjamin Koalisi Bertambah
- Usulan Penghapusan Anggaran Makan Bergizi Gratis di Sidoarjo Tuai Kontroversi
- PDIP Klaim Hubungan Dengan Jokowi Selalu Hangat