Sekda Ngawi Sayangkan Penutupan Jalan Antar Desa Dilakukan Secara Total

Pemkab Ngawi mulai Senin ini, (20/4), telah mengintruksikan untuk melakukan penyekatan antar desa diseluruh wilayahnya untuk mencegah meluasnya wabah pandemi Covid-19. Rupanya himbauan tersebut tidak berjalan mulus justru menimbulkan keresahan warga masyarakat di dua desa.


Seperti penutupan akses jalan perbatasan di dua desa antara Desa Umbulrejo-Desa Kletekan masuk wilayah Kecamatan Jogorogo. Disalah satu akses jalan keluar masuk kedua desa tersebut terlihat ditutup rapat menggunakan patok bambu. Otomatis jika ingin bepergian baik dari dan menuju kedua desa warga pun harus berputar jalan dengan menempuh jarak sekitar 3 kilometer.

"Heran kenapa jalan itu ditutup total padahal aktivitas keseharian saya sebagai petani berada di Umbulrejo. Jangan tutup total seperti itu kalau bisa ya diportal dan dijaga apakah kita bermasker maupun belum," terang salah satu warga Desa Kletekan, Senin, (20/4).

Ia meminta jangan ada penutupan total dari pihak pemerintah Desa Umbulrejo tanpa memperhatikan faktor lain maupun dampak yang diakibatkan. Hematnya, dengan penutupan sepihak berakibat fatal padahal akses jalan yang dimaksudkan sebagai jalur pertanian maupun perekonomian dari kedua desa.

Sementara Parin Kades Umbulrejo saat dikonfirmasi, penutupan secara total antara jalan Dusun Wajong (Umbulrejo) dengan Dusun/Desa Kletekan bukan tanpa sebab musabab. Itu semua dilakukan imbas dari bandelnya warga Desa Kletekan ketika melintas diwilayah desanya sering tanpa bermasker. Jika itu dibiarkan akan membahayakan warga desanya dari paparan Covid-19.

"Penutupan jalan itu biar menjadi pelajaran bagi warga itu sendiri. Sering ketika melintas di wilayah sini tanpa masker. Tapi kalau mereka mentaati pasti akan kita buka lagi jalanya itu," ujar Parin.

Terkait polemik penutupan jalan antar desa tersebut Moh.Sodiq Triwidiyanto Sekretaris Daerah (Sekda) Ngawi angkat bicara. Menurutnya, penutupan jalan secara total antar desa tidak bisa dibenarkan apalagi sebagai jalur penting baik perekonomian maupun lainya meski beralasan pencegahan Covid-19. Penutupan jalan hanya berlaku di jalur alternatif atau terobosan.

"Tadi sudah saya perintahkan ke Camat Jogorogo untuk diselesaikan masalah itu secara baik. Biar kedua kepala desa saling berkomunikasi dan menemukan solusi terbaik. Poinya tidak ada penutupan jalan utama dan penutupan itu hanya berlaku pada jalur alternatif," tegas Sodiq.

Sebutnya, satu sisi penutupan jalan antar desa sebagai dinamika yang berkembang ditengah masyarakat akan kekhawatiran dari pandemi Covid-19. Sodiq berjanji, akan secepatnya melakukan evaluasi terhadap penerapan penyekatan jalan antar desa jangan sampai menimbulkan konflik sosial.

Prinsipnya, penyekatan jalan antar desa untuk memberikan edukasi kepada warga tentang pemakaian masker sekaligus memantau para pemudik yang datang dari luar daerah. Muaranya, wilayah Ngawi secara keseluruhan zero Covid-19.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news