- Prabowo dan Perlawanan Raja Kecil Birokrasi
- Pahlawan Kesiangan, Mencari Popularitas di Tengah Euforia Kemenangan
- Optimisme Merekah di Balik Gercep Prabowo Stop PHK
YULIANA Heryatingsih merupakan sosok tangguh bagi masyarakat miskin yang berhadapan dengan hukum. Wanita lulusan Fakultas Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) angkatan 1986 ini begitu getol membela masyarakat kelas bawah, meski hanya dibayar krupuk dan petis, namun semangatnya begitu besar untuk membela hak-hak masyarakat yang tidak didapat dalam dunia advokat.
Dari sekian kasus pidana yang dibelanya, ada salah satu kisah yang paling saya ingat, kasus itu adalah soal pembunuhan 2 Mahasiswa UPN Surabaya pada 2020 lalu. Saat itu, mbak Yuliana ditunjuk sebagai pengacara prodeo untuk mendampingi terdakwa Dimas Nusantoro (24) yang dituntut hukuman mati oleh Jaksa Kejari Surabaya Djoko Prawoto dengan hukuman mati.
Nah saat menyusun pembelaan kasus itu, Yuliana sempat bercerita kalau didatangi oleh arwah korban.
"Aku mencoba untuk tidak memperhatikannya, tapi dia (arwah) ini terus menampakan diri. Dan itu terjadi hampir setiap malam, sampai pembuatan pembelaan hari ke 5," cerita Yuliana saat itu di Pengadilan Negeri Surabaya
Akhirnya ia nekad untuk memberanikan diri untuk berkomunikasi dengan arwah korban. Terjadilah komunikasi selama beberapa detik, hingga akhirnya sang arwah itu meninggalkannya di hari akhir penyusunan nota pembelaan.
"Saat itu saya hanya bisa minta maaf, saya gak membela perbuatannya tapi saya membela hak nya yang harus dibela," ujar Yuliana menirukan ucapannya pada sang arwah tersebut.
Sehari kemudian, Dibacakanlah nota pembelaannya itu di PN Surabaya. Ia mengaku sepanjang pembacaan pembelaan, sang arwah kembali datang. Namun kali ini wajahnya begitu berbeda, tidak seram dan malah memberikan senyum.
Dihari pembacaan putusan,Yuliana kembali mendapatkan teror, namun kali ini dilakukan oleh keluarga korban yang tidak terima dengan putusan majelis hakim yang menghukum terdakwa dengan hukuman seumur hidup.
Atas teror itu, membuat Yuliana terlihat sangat ketakutan. Beruntung saat itu petugas keamanan sigap dan mengamankannya untuk bisa keluar dari himpitan keluarga korban.
Pembela Wong Cilik
Niatnya untuk membela wong cilik diwujudkan dengan mendirikan Lembaga Bantuan Hukum yang di beri nama LBH Legundi. Nama itu diambil dari alamat rumahnya, di jalan Legundi Surabaya.
Saat itu, Ia sempat menolak kalau pendirian LBH Legundi di publikasikan ke media meski kami begitu dekat. Alasannya begitu simple. Ia tidak mau mencari ketenaran sebelum berbuat nyata pada wong cilik.
"Pandongane ae mas, mugo-mugo iso nyekel amanahe wong cilik (doakan saja mas, semoga bisa memegang kepercayaannya orang kecil)," katanya yang masih terniang sampai saat ini.
Lambat laun, nama LBH Legundi memuncak di Pengadilan Negeri Surabaya, hampir 35 persen perkara prodeo ditanganinya.
Ibarat kapal, Ia tak bisa berlayar sendiri tanpa ada ABK. Sampai sampai Ia sempat tercetus kata meminta saya untuk kuliah hukum, agar kelak bisa membantunya dalam membela wong cilik.
"Ojok dipikir mas, Ndang kuliah hukum ben iso ngewangi aku belo wong cilik. Duwek urusan keri sing penting niat sinau onok (Jangan dipikir mas, segeralah kuliah hukum supaya kelak bisa membantu saya membela orang kecil. Uang urusan belakangan yang penting punya niat belajar," pintanya.
Sempat Diragukan
Saat mendirikan LBH Legundi, Yuliana sempat diragukan, baik oleh rekan sejawatnya maupun teman sekolahnya.
Namun keraguan itu terkikis oleh kerja kerasnya. Satu persatu cemoohan, hinaan dan keraguan padanya berbalik seribu derajat.
Bahkan, tak sedikit ada perkara yang ditangani rekan sejawatnya dialihkan padanya hanya gara-gara sang klien tidak punya uang.
Kedekatannya dengan wartawan tak membuat adanya jarak dan hampir semua petualangannya diceritakan secara blak-blakan.
"Dongane wong cilik iku manjur mas, rejeki wis onok sing ngatur. Nek pean sesok dadi pengacara, ojok pisan-pisan nolak mbelani wong cilik. (Doanya orang kecil itu manjur mas, besok kalau anda jadi pengacara, jangan sekali kali menolak membela orang kecil,'" kata Yuliana padaku.
Dunia Advokat Berduka
Awalnya saya tidak percaya, pada Rabu 7 Juli 2021, Berita kepergian Mbak Yuliana beredar di WA Grup, baik kalangan wartawan maupun advokat hingga Kejaksaan.
Untuk memastikan kabar itu, saya menghubungi anaknya yang bernama Advent Dio Randy, kebetulan saya juga dekat dengannya.
"Minta maaf bila ibu ada salah kata dan perbuatan ke mas Komang," kata Dio membalas pesanku dengan stiker menangis.
"Mama pean orang baik mas, saya bersaksi untuk itu," sahutku.
Komunikasi pun terus berlanjut hingga usia pemakaman. Saya pun meminta agar LBH Legundi yang sudah dirintis mamanya dan dilanjutkan olehnya untuk tetap eksis dan makin besar, meski saat ini dunia advokat sedang menangis atas kehilangan sosok wanita yang tangguh membela wong cilik.
Selamat Jalan Mbak Yuliana Heryatingsih, Selamat Jalan Pendiri LBH Legundi, Kebaikanmu akan selalu di ingat wong cilik.
Penulis adalah wartawan Kantor Berita RMOLJatim
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Prabowo dan Perlawanan Raja Kecil Birokrasi
- Pahlawan Kesiangan, Mencari Popularitas di Tengah Euforia Kemenangan
- Optimisme Merekah di Balik Gercep Prabowo Stop PHK