Managemen outlet Holywing Surabaya, Taufiq Ramadhan mengaku pasrah dengan penyegelan outlet yang dikelolanya oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
- Wali Kota Surabaya Dampingi Pelaporan Dugaan Penahanan Ijazah oleh Perusahaan Swasta ke Polisi
- 31 Karyawan Mengadu Ijazahnya Ditahan, Wali Kota Surabaya Ancam Cabut Izin Perusahaan
- Pemkot Surabaya Gandeng Jerman Implementasikan Dekarbonisasi Bangunan Lewat Proyek SETI
"Semua keputusan saya kembalikan ke pemkot," kata Taufiq dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (28/6).
Namun, Taufiq menyesalkan tindakan Pemkot Surabaya yang langsung melakukan action tanpa adanya koordinasi terlebih dahulu.
"Gak ada. Belum ada pertemuan," jelasnya.
Namun, ia tak memyangkal bila sebelumnya telah melakukan mediasi dengan GA Ansor.
"Iya betul. Saya gak tau kalau memang disegel. Saya cuma baca berita online aja," ujarnya.
Saat disinggung ada berapa cabang Holywing di Surabaya yang disegel, dia menjawab tiga cabang. "Saya gak tau kalau ada penyegelan, tau-tau ini tadi," katanya.
Padahal kata Taufiq, sebelumnya sudah ada permintaan maaf dari managemen.
"Sudah. Terbuka dan dilayangkan. Saya berharap semoga ini kan cepet berlalu. Kondisi pandemi kemarin kita juga udah mulai surut. Mau naik lagi tapi dipaksa harus surut lagi. Saya juga gak bisa menerka-nerka gitu," ungkapnya.
Taufiq menambahkan akibat dari penghentian operasional 3 otlet Holiwings tersebut, sedikitnya ada 90 karyawan yang terpaksa menganggur.
"Kalau memang 3 outlet itu harus disegel ya berarti nasibnya sama," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wali Kota Surabaya Dampingi Pelaporan Dugaan Penahanan Ijazah oleh Perusahaan Swasta ke Polisi
- 31 Karyawan Mengadu Ijazahnya Ditahan, Wali Kota Surabaya Ancam Cabut Izin Perusahaan
- Pemkot Surabaya Gandeng Jerman Implementasikan Dekarbonisasi Bangunan Lewat Proyek SETI