Semarang dikepung banjir mendapat sorotan publik. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, banjir yang terjadi di Semarang akibat lambatnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo minimnya kritik publik.
- KPK Didesak Periksa Ganjar Pranowo di Kasus Skandal Korupsi e-KTP
- Usai Hasto Ditahan, KPK Didesak Usut Skandal Korupsi E-KTP Ganjar
- Paslon 2 Deklarasi Menang Satu Putaran, Ganjar: Kita Belum, Tunggu Dulu
Dikatakan Dedi, Ganjar selama ini selalu merasa mendapat dukungan publik yang luas dari masyarakat Jawa Tengah. Hal ini berbeda dengan yang dialami Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang kerap mendapat kritik.
"Berbeda dengan Anies yang jarang jeda terima kritik, ini berimbas baik dengan bukti penanganan Banjir semakin membaik, sementara Semarang tetap dalam kondisi memprihatinkan, padahal Semarang bukan kali ini banjir," kata Dedi melansir Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (7/2).
Dedi berpandangan, Ganjar tidak banyak belajar dalam membangun provinsi Jawa Tegah.
Indikatonrya, Ganjar terbukti menghadapi masalah yang sama seperti saat politisi PDIP itu menjabat orang nomor satu di Jawa Tengah pada periode pertama.
"Tidak banyak belajar dalam membangun Jateng, terbukti masalah yang ia hadapi pada periode pertama masih tetap jadi persoalan di periode keduanya," tandasnya.
Dedi kemudian melihat, bisa saja cara penanganan Ganjar dalam menghadapai bencana banjir berimbas pada jebloknya popularitasnya sebagai calon presiden di 2024 mendatang.
Bahkan, kata Dedi keriuhan prestasi Ganjar sebagai pemimpin daerah hanya berkutat di media sosial saja.
"Bisa saja, keriuhan prestasi Ganjar hanya berkutat di media sosial, tidak mengakar ke pemilih langsung," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkot Surabaya Gerak Cepat Tangani Banjir Akibat Luapan Sungai Karangpilang
- KPK Didesak Periksa Ganjar Pranowo di Kasus Skandal Korupsi e-KTP
- 97 Hektar Sawah dan Ratusan Rumah di Gresik Terendam Banjir