Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Jatim mengadakan seminar Pendidikan di Institut Agama Islam (IAI) At-Taqwa, Bondowoso, Kamis (27/6).
Dalam kegiatan tersebut hadir 26 perwakilan dari kampus atau Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) mitra LPPD Jatim yang merupakan pimpinan dan mahasiswa penerima beasiswa bagi mahasiswa dari S1 hingga S3.
- Saat Asistensi, Pasar Beran Bakal Direvitalisasi Dengan Budget Puluhan Miliar
- Bupati Kediri Serahkan Paket Bansos Untuk ODKB-ODGJ
- Stok Pangan Jelang Ramadan 2025 Aman, Pemkot Surabaya Siapkan Pasar Murah
Ketua LPPD Jatim, Prof, Dr. KH Abdul Halim Soebahar mengatakan dalam sambutannya pihaknya menjabarkan berbagai program strategis yang digagas oleh pemprov Jatim melalui LPPD khususnya di bidang pendidikan.
"Dimulai diera Gubernur Imam Utomo 2006-2008 dan dilanjutkan Gubernur Karwo 2008-2018" ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Program beasiswa tersebut awalnya hanya ada 1 PTKI yakni, namun saat ini telah disempurnakan oleh gubernur Khofifah pada 2019.
"Selain S1 ada juga M1 (Marhalah Ula) setara S1 untuk Ma'had Aly, lalu 2020 ditambah S2 PTKI, 2021 ditambah S1 Mesir, 2022 ditambah S3 PTKI dan 2024 ditambah S2/M2 Ma'had Aly" urainya.
Hingga saat ini, telah banyak mahasiswa program beasiswa yang kuliah di kampus maupun ma'had aly yang menjadi mitra LPPD Jatim.
Sementara itu, Prof. Dr. Hepni Zein memberikan pemahaman terkait islam washatiyah atau islam yang moderat kepada peserta.
Rektor UIN KHAS Jember tersebut mengatakan belajar moderat tidak bisa secara pribadi atau mengakses literatur tertentu dalam hal tersebut.
"Perlu pelatihan yang ketat terkait aspek konseptual dan aspek praktis harus benar-benar dikuasai" terangnya.
Prof Hepni menjelaskan, moderasi beragama di dunia nyata itu bagaimana seorang pakar maupun aktivis, harus berpikiran dan berperilaku atau berpandangan tentang keagamaan dan kemasyarakatan tetap beracuan dengan sikap islam wasathiyah.
“Saat ini masyarakat melihat seseorang tidaknya sebatas pada wawasan keilmuan, tetapi yang dilihat masyarakat adalah tingkah laku kesehariannya. Kalua tingkah laku keseharian tidak moderat atau tebang pilih, dia mau ngomong apa saja tidak akan mendapat tras atau respon baik dari masyarakat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, islam wasathiyah itu merupakan keterkaitan antaran keislaman dan keindonesiaan, jika sudah masuk pada keislaman maka masuk tentang universal segala aspek.
"Baik peradaban, ekonomi, politik, sosial dan sebagainya, sebab islam itu ajarannya memang luas dan universal" tuturnya.
Sementara, dalam kontek keindonesiaan, islam wasathiyah itu sudah menyangkut tentang perilaku ekonomi, perilaku politik, prilaku budaya dan peradaban di Indonesia.
“kita membatasi keislaman di Indonesia, karena memang mempunya konsep yang berbeda dengan keislaman di negara negara lain. Misalnya islam di timur tengah yang menekankan pada konflik. Semantara di Indonesia ini topologi keislamannya bercorak keislaman yang damai, keislaman yang berbasis budaya lokal, keislaman yang gotong royong dan sebagainya. Itu lah yang menjadi distingsi utama keislaman di Indonesia yang bersifat multi segmen baik politik, ekonomi dan budaya daripada keislaman di negara lain,” jelasnya.
Lebih lanjut, Prof Hepni menjelaskan, islam wasathiyah ini merupakan islam yang moderat. Menurutnya yang dimaksud moderat itu berkesedangan, tidak ekstrim kanan dan ekstrim kiri, tidak liberal, tidak fundamental.
Pengertian lain berkesedangan itu, misalnya berdiri secara proporsional atau penghormatan pada sikap dan perilaku orang lain menjadi indikator utama islam wasathiyah.
"Islam wasathiyah indikatornya cara penyelesaian permasalahan mengedepankan prinsip keadilan, musyawarah, diselesaikan dengan cara gotong royong, dengan cara saling membantu, cara saling menghargai yang lain. Dia tidak punya klaim yang masuk surga hanya golongan kami. Namun memberikan kesempatan pada orang lain untuk memiliki klaim kebenaran menurut versi masing-masing,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hujan Disertai Angin Landa Bondowoso, Banyak Pohon Tumbang Menutup Jalan dan Timpa Rumah Warga
- Usai Serah Terima Jabatan, Bupati Bondowoso Fokus Realisasikan Visi-Misi
- Penipu Mengaku Ketua DPRD Bondowoso Minta Sumbangan Jelang Kedatangan Bupati Baru