Seniman Politik

Foto diambil dari facebook Kang Dedi Mulyadi/Net
Foto diambil dari facebook Kang Dedi Mulyadi/Net

Viralnya teguran mahasiswa kepada Kang Dedi Mulyadi telah menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Sebagian menilai bahwa tindakan Mahasiswa itu ada benarnya, tapi sebagian orang juga ada yang menilai tindakan Kang Dedi benar juga. Bagaimana sesungguhnya?

Menurut hemat saya kasus tersebut tidak masuk dalam kajian ilmu yang harus dinilai benar dan salah. Tapi lebih pada kepentingan politik. Dengan kata lain dua orang tersebut sedang bermain seni.

Kita tahu bahwa makin hari popularitas Kang Dedi makin moncer karena blusukannya selalu menarik perhatian masyarakat, seperti membantu kesulitan warga masyarakat, melakukan tindakan penegakkan hukum, mengungkap motif para pengemis, dan yang terakhir tentang keindahan dan kebersihan di pasar.

Bagi saya dua orang ini Mahasiswa dan Kang Dedi sedang bermain seni politik yaitu seni menyembunyikan keinginan. Kang Dedi sebagai politisi ingin karir politiknya terus berkibar melalui unggahan di media sosial, sementara ada pihak yang ingin menyetop ketenaran dan kepopulerannya.

Kang Dedi memiliki passion dan agility dalam berpolitik. Dia serius dan selalu bergerak dengan kreatif sehingga agak sulit di Purwakarta mencari sosok politisi setangkas dia,  walaupun kita bandingkan dengan politisi nasional lainnya dari Purwakarta seperti Kang Ade Komarudin. Kata orang Sunda, "Hese ngigelanana" Dia cerdas dalam menggunakan sumber, media, dan alat untuk menaikan citra dirinya.

Kang Dedi banyak belajar dari keinginan rakyatnya, dia belajar tentang fitrah dasar manusia, belajar tentang filsafat manusia apa dan siapa itu manusia? Dia belajar tidak hanya dari buku, tapi dia belajar juga dari kehidupan dan pengalamannya.

Dia hadir dan merasakan kesulitan rakyat. Sehingga dia kerap memberikan solusi bagi mereka. Mungkin kita masih ingat ketika Kang Dedi menjadikan para ahli dan profesor sebagai think thanknya sehingga dia dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengatur Purwakarta.

Dengan pengetahuannya dia membuat dirinya menjadi terkenal dan banyak orang bersimpati dan mendukung dirinya. Kebiasaannya yang suka blusukan telah membantu karir politiknya semakin berkibar.

Butuh waktu lama untuk menjadi seperti dia. Dia berpolitik sejak masih jadi mahasiswa, karir politiknya terus bersinar. karena upaya yang dia lakukan tidak instan tapi melaui proses yang panjang sehingga dia menjadi real seniman politik yang digdaya di Purwakarta mungkin juga di Jawa Barat.

Latar belakang Kang Dedi yang berasal dari keluarga kurang mampu telah menjadikan dirinya tangguh dan kuat dalam tekadnya. Orang dekat Kang Dedi pernah bilang bahwa sejak jadi anggota dewan dia jarang tinggal di rumah, selalu rapat dan rapat, politisi teu daek cicing begitulah kata orang Sunda.

Sebagai seorang seniman politik Kang Dedi tidak hanya menggunakan akalnya tapi juga hatinya. Instuisinya begitu kuat dalam menangkap setiap pesan dan kesempatan agar dirinya dapat bermain peran sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada sehingga dia hadir di hati masyarakat. Tingkahnya dirasakan indah dan baik terlepas dari benar dan salah. Karena itulan dia disebut seniman politik.

Penulis adalah Aktivis Pendidikan di Kabupaten Purwakarta). Ketua PC MATAN (Mahasiswa Akhli Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyah) NU Purwakarta dan Pengurus HIPAKAD (Himpunan Putra-Putri Keluarga TNI AD) Purwakarta.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news