PERANG Dunia 1 atau yang juga disebut sebagai Great War, terjadi pada awal abad ke-20 yang mempengaruhi keamanan dan ekonomi global. Pasalnya, perang ini melibatkan berbagai negara di Eropa hingga Amerika Serikat dan Jepang.
Seperti yang kita ketahui, perang ini terbagi akan dua kubu yaitu Blok Sekutu dan Blok Sentral. Setelah perang usai, Sekutu mengklaim kemenangannya.
Namun, kemenangan ini juga membawakan kabar duka karena Perang Dunia 1 menyebabkan lebih dari 16 juta tentara dan warga sipil tewas dalam peperangan.
Perang Dunia II mengakibatkan kematian sekitar 55 juta orang di seluruh dunia. Perang ini adalah konflik terbesar dan paling destruktif sepanjang sejarah.
Jerman memulai Perang Dunia II dengan menginvasi Polandia pada tanggal 1 September 1939. Inggris dan Prancis meresponsnya dengan menyatakan perang terhadap Jerman. Blok Sekutu menang.
Dua Perang Dunia berawal di Eropa. Kini perang di Ukrania dan Rusia tengah berlangsung. Putin sering mengucapkan tentang kemungkinan ancaman Perang Dunia ke III.
Sejumlah opini telah menyatakan keprihatinan bahwa invasi Rusia 2022 yang sedang berlangsung ke Ukraina dapat meningkat menjadi Perang Dunia III.
Pada April 2022, televisi pemerintah Rusia menyatakan bahwa perang dunia ketiga telah dimulai, memberitahu Rusia untuk "mengakui" bahwa negara itu sekarang "berperang melawan infrastruktur NATO, jika bukan NATO sendiri" di Ukraina.
Si Vis Pacem Para Bellum, ucapan Vegetius Renatus, "Bersiap untuk Perang jika menghendaki Perdamaian."
Negara dan Wilayah yang Diprediksi Jadi Lokasi Perang Dunia Ketiga
Spekulasi mengenai Perang Dunia Ketiga selalu menjadi topik yang sensitif dan sering kali mengundang perdebatan intens. Namun, penting untuk diingat bahwa harapan terbaik kita adalah untuk mendorong perdamaian global dan kerja sama antarnegara.
Meskipun begitu, mari kita telaah beberapa negara yang beberapa pengamat percaya memiliki potensi untuk menjadi lokasi Perang Dunia Ketiga dalam skenario terburuk, beserta alasannya.
Russia dengan ambisi geopolitik, persaingan dengan NATO, dan sumber daya alam yang kaya membuat Rusia potensial menjadi sumber konflik.
Ketegangan dengan negara-negara Eropa Timur dan perluasan pengaruhnya di kawasan tersebut juga bisa memicu ketegangan global.
Perang yang sekarang terjadi antara Rusia dan Ukraina dapat meluas menjadi Perang Dunia Ketiga jika tidak ditangani dengan baik.
China dan sengketa wilayah, terutama di Laut China Selatan, serta rivalitas ekonomi dan militer dengan Amerika Serikat dapat meningkatkan risiko konflik.
Upaya China untuk mengamankan sumber daya dan pengaruh regional juga bisa berkontribusi pada ketegangan.
Amerika Serikat sebagai kekuatan militer terbesar di dunia, keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik di berbagai belahan dunia selalu meningkatkan risiko.
Siaga Perang Dunia III Bisa Terjadi di 2025
Ini ramalan dari para ahli. Para ahli memperkirakan potensi konflik global pada tahun 2025.
Profesor Anthony Glees dari Universitas Buckingham mengatakan bahwa ambisi jangka panjang Putin adalah untuk merebut kembali wilayah yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet.
Glees mengatakan bahwa Putin tidak akan puas dengan kesepakatan damai yang dipaksakan oleh Barat dan kemungkinan akan mengincar perluasan lebih lanjut, menargetkan negara-negara NATO pasca-1997.
"Pada tahun 2025, Putin akan memajukan rencana strategisnya untuk melemahkan dan memaksa negara-negara NATO pasca-1997, termasuk Polandia, Finlandia, dan negara-negara Baltik, untuk meninggalkan aliansi tersebut," kata Glees dikutip dari Economic Times yang melansir Mirror, Senin (30/12/2024).
"Perampasan besar ini dapat memicu perang global," tambahnya.
Laporan menunjukkan proposal perdamaian Presiden Trump sudah dibuat, mencakup pembekuan garis depan saat ini, pembentukan zona penyangga, dan penundaan keanggotaan Ukraina dalam NATO selama 20 tahun.
"Kesepakatan damai yang diusulkan Trump adalah gejala ketidakstabilan global," kata Profesor John Strawson dari University of East London memperkirakan hal itu akan membawa dunia lebih dekat ke perang.
"Penurunan kerja sama internasional dan munculnya persaingan kekuatan besar merupakan tantangan terbesar bagi tatanan global sejak Perang Dunia II," tambahnya.
Para ahli sepakat bahwa 2025 akan menjadi tahun yang sangat penting. Negara-negara Barat dikatakan harus bersiap untuk perang guna menghalangi ambisi Putin.
"Jika kita tidak bertindak tegas, Putin akan terus melemahkan Ukraina dan akhirnya memperluas jangkauannya ke seluruh Eropa," kata Glees.
"Waktu terus berjalan, Tahun 2025 mungkin menandai dimulainya era baru konflik global," tambah Strawson.
*Penulis adalah Eksponen Gema 77/78
ikuti terus update berita rmoljatim di google news