Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya, Arif Fathoni mengaku mendatangi proyek pembangunan Kampus UIN Sunan Ampel, dikawasan Gunung Anyar, Kelurahan Rungkut Surabaya.
- Mitra Kerja Pelabuhan Tanjung Perak Jalani Vaksinasi Covid-19
- Idul Adha, Mas Dhito Terjunkan Petugas Cek Daging Kurban di Kediri
- RSUD Surabaya Timur Mulai Dibangun, Bukti Komitmen Pemkot dalam Pemerataan Pelayanan Kesehatan
Bahkan kedatangannya itu sempat viral di media sosial. Dalam sebuah rekaman video tersebut anggota Komisi A DPRD Surabaya ini ketika 'sidak' sempat bertahan oleh petugas keamanan proyek.
Menurut legislator Surabaya yang membidangi Hukum dan Pemerintahan, kedatangannya hanya untuk memastikan perbaikan pipa yang jebol setelah mendapatkan kabar dari Dirut PDAM Surya Sembada, kalau perbaikannya telah selesai.
“Ini adalah tanggung jawab saya terhadap masyarakat Surabaya yang terdampak. Namun setelah saya pamit baik-baik dengan pihak kontraktor, mereka mengatakan akan memanggilkan manajemen, karena mengaku tidak berwenang memberikan ijin,” kata Thoni sapaan Arif Fathon pada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (19/05).
Sayangnya dalam kedatangannya itu, ia mendapat informasi yang berubah padahal pihaknya telah menunggu lama untuk mendapatkan ijin.
Pihak proyek tak mengizinkan tanpa ada sepengetahuan resmi dari Rektor UIN Sunan Ampel.
“Saya tidak melihat proyek itu. Dibangun oleh siapa dan untuk apa, tetapi faktanya ada fasilitas publik yang rusak dan diduga karena kelalaian kontraktor. Maka saya ingin memastikan jika proses perbaikan pipa itu sudah selesai,” tuturnya.
Toni mengaku jika kontraktor pelaksana memberikan kesan arogan saat dirinya berusaha mendatangi lokasi proyeknya.
“Harusnya menjadi pertimbangan, karena kehadiran saya melekat dengan posisi saya sebagai wakil rakyat, sehingga pertanggungan jawab saya kepada masyarakat bisa tertunaikan,” tandasnya.
Karena bangunan yang dibangun akan digunakan sebagai kampus, kata Toni, apalagi UINSA itu sudah memiliki nama besar, tetapi dalam tahapan proyeknya ternyata belum berkoordinasi dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya, Arif Fathoni mengaku mendatangi proyek pembangunan Kampus UIN Sunan Ampel, dikawasan Gunung Anyar, Kelurahan Rungkut Surabaya.
Bahkan kedatangannya itu sempat viral di media sosial. Dalam sebuah rekaman video tersebut anggota Komisi A DPRD Surabaya ini ketika 'sidak' sempat bertahan oleh petugas keamanan proyek.
Menurut legislator Surabaya yang membidangi Hukum dan Pemerintahan, kedatangannya hanya untuk memastikan perbaikan pipa yang jebol setelah mendapatkan kabar dari Dirut PDAM Surya Sembada, kalau perbaikannya telah selesai.
“Ini adalah tanggung jawab saya terhadap masyarakat Surabaya yang terdampak. Namun setelah saya pamit baik-baik dengan pihak kontraktor, mereka mengatakan akan memanggilkan manajemen, karena mengaku tidak berwenang memberikan ijin,” kata Thoni sapaan Arif Fathon pada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (19/05).
Sayangnya dalam kedatangannya itu, ia mendapat informasi yang berubah padahal pihaknya telah menunggu lama untuk mendapatkan ijin.
Pihak proyek tak mengizinkan tanpa ada sepengetahuan resmi dari Rektor UIN Sunan Ampel.
“Saya tidak melihat proyek itu. Dibangun oleh siapa dan untuk apa, tetapi faktanya ada fasilitas publik yang rusak dan diduga karena kelalaian kontraktor. Maka saya ingin memastikan jika proses perbaikan pipa itu sudah selesai,” tuturnya.
Toni mengaku jika kontraktor pelaksana memberikan kesan arogan saat dirinya berusaha mendatangi lokasi proyeknya.
“Harusnya menjadi pertimbangan, karena kehadiran saya melekat dengan posisi saya sebagai wakil rakyat, sehingga pertanggungan jawab saya kepada masyarakat bisa tertunaikan,” tandasnya.
Karena bangunan yang dibangun akan digunakan sebagai kampus, kata Toni, apalagi UINSA itu sudah memiliki nama besar, tetapi dalam tahapan proyeknya ternyata belum berkoordinasi dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
“Tadi saya juga dapat info dari ketua LKMK jika belum diajak bicara soal rencana pembangunan ini. Maka sebaiknya Rektor UINSA memerintahkan kontraktor untuk memegang adat-adat ketimuran. Mbok ya kulonuwun dengan msyarakat Gunung Anyar,” pungkasnya.
“Tadi saya juga dapat info dari ketua LKMK jika belum diajak bicara soal rencana pembangunan ini. Maka sebaiknya Rektor UINSA memerintahkan kontraktor untuk memegang adat-adat ketimuran. Mbok ya kulonuwun dengan msyarakat Gunung Anyar,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemprov Jatim Kembali Gelar Mudik Gratis Tahun 2025, Gubernur Khofifah: Wujudkan Mudik yang Aman, Nyaman dan Bahagia
- Temukan Utilitas Berserakan di Saluran, Wali Kota Eri Minta Pemilik Menata Ulang
- PDAM Gerak Cepat Tangani Pipa Bocor di Terminal Induk Joyoboyo, Siapkan Tangki Air Gratis Bagi Warga Terdampak