Ketua DPD AA Lanyalla Mahmud Mattatitti dan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam waktu berdekatan kembali mewacanakan penundaan pemilu yang akan digelar pada 14 Februari tahun 2024.
- Usulan Bawaslu Pilkada Ditunda Menambah Beban Partai Politik Lebih Besar
- Jadwal Pemilu Diamanatkan Konstitusi, Puan Maharani: Agar Tidak Terjadi Kekosongan Kekuasaan
- Demokrat Apresiasi Pertemuan Surya Paloh-Prabowo, Parlemen Harus Kuat Lawan Upaya Penundaan Pemilu
Pengamat politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai munculnya wacana itu layak dicermati karena dimunculkan pimpinan lembaga tinggi negara. Analisa Jamiluddin, Bamsoet dan LaNyalla tentu tidak asal mengeluarkan pernyataan mengenai penundaan pemilu.
"Tentu ada motif politik khusus yang mendasarinya. Karena itu, Lanyalla dan Bamsoet memunculkan wacana itu tentu tidak kebetulan. Muatan politiknya kiranya sangat kental," jelas Jamiluddin dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Senin (12/12).
Bagi mantan Dekan FIkom IISIP Jakarta ini, wacana yang dimunculkan patut dicurigai. Pandangan samean, setidaknya ada pihak-pihak di belakang yang jadi beking yang mempunyai skenario besar yang memang menginginkan penundaan pemilu.
"Untuk itu, besar kemungkinan mereka juga akan melobi Ketua DPR terkait hal itu. Kalau berhasil, maka muluslah skenario besar itu dapat diwujudkan," katanya lagi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Usulan Bawaslu Pilkada Ditunda Menambah Beban Partai Politik Lebih Besar
- Jadwal Pemilu Diamanatkan Konstitusi, Puan Maharani: Agar Tidak Terjadi Kekosongan Kekuasaan
- Demokrat Apresiasi Pertemuan Surya Paloh-Prabowo, Parlemen Harus Kuat Lawan Upaya Penundaan Pemilu