Pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengatakan akan cawe-cawe dalam pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang justru keharusan.
- Apabila Reshuffle Kabinet, Presiden Prabowo Diminta Hindari Cawe-cawe Jokowi
- Jika Jeffrie Geovanie Jadi Menteri BUMN Maka Pertegas Cawe-cawe Jokowi
- Demokrat Anggap Gugatan Batas Usia Cawapres Babak Akhir Cawe-cawe Jokowi
Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum DPP PPP Muhamad Mardiono menjelaskan, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Jokowi memiliki tanggung jawab tentang segala bentuk jalannya pemerintahan sampai akhir masa periode.
"Jadi apapun yang terjadi dalam negeri kita adalah presiden tidak bisa lepas tangan, hanya saja tentu bisa memisahkan bahwa presiden sebagai seorang kepala negara tentu akan mengayomi segala kepentingan semuanya, itu sudah barang tentu," jelas Mardiono di acara peresmian Rumah aspirasi Ganjar Pranowo, Kamis (1/6).
Menurut Mardiono, tidak tepat kalau presiden dianggap cawe-cawe dalam kaitannya menjegal Anies Baswedan. Justru, yang terjadi di tengah bangsa ini, presiden harus turun tangan. Tujuannya, agar bisa mempersatukan bangsa dan bisa mensukseskan pemilu yang akan dilaksanakan.
"Agar rakyat bisa menikmati pesta pemilu itu dengan pesta yang sesungguhnya dan kemudian hasilnya bisa dinikmati rakyat Indonesia," jelas Mardiono dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Presiden Jokowi menyampaikan demi kepentingan negara dirinya akan memilih untuk cawe-cawe mengurusi pemilihan presiden (Pilpres).
Pernyataan orang nomor satu di Indonesia ini direspons oleh kritikan dari berbagai pihak. Bahkan, spekulasi yang muncul bahwa Jokowi memilih cawe-cawe karena ingin menjegal Anies Baswedan yang didukung oleh PKS, Demokrat dan Nasdem.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Apabila Reshuffle Kabinet, Presiden Prabowo Diminta Hindari Cawe-cawe Jokowi
- Jika Jeffrie Geovanie Jadi Menteri BUMN Maka Pertegas Cawe-cawe Jokowi
- Demokrat Anggap Gugatan Batas Usia Cawapres Babak Akhir Cawe-cawe Jokowi