Kawasan wisata Kota Lama Surabaya baru saja resmi dibuka pada Rabu (3/6) lalu. Kawasan itu ditujukan menjadi wahana rekreasi sejarah bagi warga Surabaya maupun wisatawan asing.
- Amankan 3 Jukir Liar, Dishub Surabaya Sosialisasikan Penggembokan Kendaraan di Kota Lama
- Surabaya Hidupkan Kembali Warisan Bersejarah: Kota Lama Jadi Destinasi Baru dengan Sentuhan Nostalgia
- Ramaikan Kota Lama, Wali Kota Eri Gandeng Komunitas dan Tukang Becak
Dalam sejarah, wilayah tersebut lekat pada momen pertempuran 10 November 1945. Tarung sengit pasukan Inggris lawan warga Surabaya. Peneliti Sejarah dan Ideologi dari Nusantara Center for Social Research (NCSR), Reza Hikam, mengapresiasi upaya Pemkot Surabaya itu.
''Upaya ini patut diacungi jempol karena bisa memantik kesadaran warga terhadap momen bersejarah di kotanya. Apalagi pertempuran Surabaya itu sudah mendunia,'' ujar mahasiswa pasca sarjana ilmu sejarah University of Hawai'i di Manoa, AS ini kepada Kantor Berita RMOLJatim, Senin (8/7).
Dari kesadaran itu, lanjutnya, warga akan punya rasa memiliki, dan diharapkan bisa menjaga sekaligus merawat wilayah bersejarah tersebut. ''Sedangkan untuk kepariwisataan, tentu akan menambah informasi serta pengetahuan siapapun wisatawan ang berkunjung ke Surabaya,'' ujar dia.
Ditegaskan Reza, Surabaya dikenal sebagai kota pergerakan maupun bisnis. "Baik pergerakan nasional Indonesia maupun bisnis-bisnis pribumi dan asing juga kuat di Surabaya semenjak sebelum maupun sesudah kemerdekaan,'' ungkap dia.
Sejarah Surabaya telah menarik para sejarawan multidisiplin untuk meneliti Surabaya. Sebut saja, ujar Reza, nama-nama seperti Howard W Dick, Matthew Isaac Cohen, Purnawan Basundoro, Sarkawi, Andi Achdian, dan Bayu Aji.
Namun Reza menegaskan bahwa pemerintah kota Surabaya jangan cepat berpuas diri. ''Kawasan tersebut harus juga menjadi tonggak literasi di Surabaya, yang membuka khazanah ketertarikan pemuda terhadap sejarah yang biasanya dianggap membosankan. Pemkot perlu menyokong semua upaya untuk mem-branding Surabaya dari sisi sejarah yang biasanya erat kaitannya dengan literasi,'' urainya.
Soal literasi sejarah ini, Reza menekankan perlunya upaya pemerintah kota mendorong plang penamaan situs di lokasi, mempromosikan buku serta penelitian berfokus pada sejarah Surabaya. Pemkot Surabaya harus proaktif membantu setiap upaya tersebut.
''Akan sangat baik apabila Pemkot Surabaya dapat membuat buku-buku tersebut mudah diakses oleh warga masyarakat, gampang dan gratis. Perpustakaan umum juga harus intensif diperkenalkan ke sekolah-sekolah agar siswa-siswi di Surabaya menjadi sadar sejarah,'' pungkas alumni Unair tersebut.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Barati Cup Internasional 2025 Sukses Digelar, Pemkot Surabaya Buktikan Layak Gelar Event Kelas Dunia
- UD Sentoso Seal Diduga Tak Miliki TDG, Pemkot Surabaya Konsultasi ke Kemendag Soal Penindakan
- Pemkot Surabaya Jalin Kerjasama dengan Blitar untuk Tekan Inflasi dan Jaga Pasokan Pangan