Perbedaan gaya memilih menteri dari tiga presiden Republik Indonesia diurai tokoh senior DR. Rizal Ramli. Ketiga presiden itu adalah Presiden kedua RI Soeharto, Presiden keempat RI Gus Dur, dan Presiden ketujuh RI Joko Widodo.
- Prabowo Butuh Ekonom Sekaliber Rizal Ramli untuk Melawan Kebijakan Trump
- Rizal Ramli Memang Ancaman bagi Rezim Jokowi
- Asa Sang Rajawali Tak akan Pernah Pupus
Dalam uraian itu, Rizal Ramli mengatakan bahwa Presiden Soeharto memilih kalangan profesional untuk dijadikan menteri. Lalu mereka disesuaikan dengan bidang masing-masing dalam kementerian.
Sementara Presiden Gus Dur memilih menteri yang berprestasi dalam bekerja. Jika tidak bisa bekerja, maka Gus Dur tidak segan untuk merombak menteri tersebut.
“Soeharto pilih menteri-menteri profesional sesuaikan. Gus Dur pilih menteri, kalau tidak berprestasi tidak ragu-ragu ganti,” tegasnya lewat akun Twitter pribadi, Selasa (22/2).
Sedangkan Presiden Joko Widodo berbeda dengan cara kedua presiden di atas. Kata Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu, Jokowi memilih menteri bukan berdasarkan profesionalitas dan integritas seperti Soeharto.
Jokowi, sambungnya, juga bukan tipikal pemimpin yang berani mencopot pembantu yang tidak bisa bekerja seperti Gus Dur.
“Jokowi pilih berdasarkan utang budi politik, bukan basis profesional dan integritas. Mau ganti ndak punya nyali walau KKN dan tidak ada prestasi,” tutupnya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
- Rampungkan Carut Marut Negara Dengan "Selesaikan" Jokowi