Social Distancing Tak Ampuh, Afrika Selatan Terapkan Lockdown Nasional

Afrika Selatan mengumumkan lockdown selama 21 hari setelah mengalami kasus peningkatan corona atau Covid-19. Untuk melaksanakan kebijakan itu, militer kemudian dimobilisasi untuk mengawasi penguncian selama 21 hari di seluruh negeri.


"Tindakan cepat dan luar biasa diperlukan jika kita ingin mencegah malapetaka dalam proporsi besar di negara kita," ujar Presiden Cyril Ramaphosa dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi pada Senin malam seperti dikutip dari Kantor Berita RMOL (23/3).

"Ini adalah langkah yang menentukan untuk menyelamatkan jutaan orang Afrika Selatan dari infeksi dan menyelamatkan ratusan ribu nyawa manusia," lanjutnya seperti dimuat The Globe and Mail.  

Ramaphosa mengatakan, langkah lockdown sangat diperlukan meski akan berdampak besar pada perekonomian. Namun, itu jauh lebih baik ketimbang harus membayar nyawa manusia yang lebih besar, katanya. Pekan lalu, pemerintahan Ramaphosa sendiri telah memberlakukan social distancing dengan melarang pertemuan lebih dari 100 orang dan mendesak orang untuk tetap tinggal di rumah.

Namun, seperti warga di belahan dunia lain, warga Afrika Selatan masih berkumpul di restoran dan gereja, toko-toko di buka, perusahaan pun tidak menerapkan work from home. Akhirnya, di bawah dekrit baru, semua perusahaan yang memberikan layanan tidak penting harus mewajibkan work from home. Semua toko ditutup, kecuali apotek, supermarket, dan bank.

Orang tidak akan diizinkan untuk keluar rumah, kecuali untuk membeli bahan makanan, obat-obatan, dan persediaan penting lainnya. Sejak melaporkan kasus pertamanya pada 5 Maret, Afrika Selatan memiliki lonjakan infeksi yang luar biasa. Pada Senin, negara tersebut memiliki 402 kasus yang menjadi kasus terbesar di benua Afrika.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news