. Gubernur Jawa Timur, Soekarwo kembali meraih peringkat pertama Penghargaan Nirwasita Tantra 2018. Penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup ini diraih Soekarwo karena sebagai kepala daerah ia dinilai berhasil merumuskan dan menerapkan kebijakan sesuai prinsip metodologi pembangunan berkelanjutan, serta terus berinovasi sehingga mampu memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerahnya.
- Umroh Kembali Dibuka, Begini Respon Masyarakat Jombang
- Hari Lahir Pancasila, Bupati Malang Ikuti Upacara Virtual Bersama Presiden Jokowi
- Hilang Dua Hari, Nahkoda TB Warso Ditemukan di Alur Pelayaran Barat Surabaya
Dalam penghargaan Nirwasita Tantra 2018 ini, di tingkat provinsi, Jatim berhasil menjadi peringkat pertama menyisihkan Provinsi Sumatera Barat di peringkat kedua dan Provinsi Sumatera Selatan di peringkat ketiga.
Tidak hanya itu, beberapa kab/kota di Provinsi Jatim juga meraih penghargaan Nirwasita Tantra yakni Kota Surabaya untuk kategori kota besar dan Kab. Lumajang untuk kategori kabupaten besar. Selain itu, Ketua DPRD Provinsi Jatim, Abdul Halim Iskandar juga menerima penghargaan Green Leadership.
"Selama 10 tahun, Pemprov Jatim di bawah kepemimpinan beliau terus melakukan inovasi dalam pengelolaan lingkungan hidup di masa depan melalui peningkatan kemampuan kapasitas lingkungan menjadi lebih baik," kata Kepala Biro Humas dan Protokol, Aries Agung Paewai kepada redaksi.
Peningkatan kapasitas ini dilakukan melalui berbagai cara, yakni menjalin kerjasama dengan berbagai pihak seperti pemerintah pusat, kabupaten/kota, dunia usaha, perguruan tinggi, masyarakat, LSM, serta kerjasama dengan luar negeri.
Selain itu, berbagai isu pencemaran lingkungan yang ada di Provinsi Jatim seperti penurunan kualitas air dan pengelolaan sampah dan limbah B3, terus mendapat perhatian serius dari Pemprov Jatim. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya patroli air terpadu dengan menggandeng langsung pihak kepolisian, LSM, dan Dinas Lingkungan Hidup di kab/kota yang rutin melakukan patroli seminggu sekali di daerah-daerah yang dicurigai memiliki potensi limbah besar.
Dari Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Provinsi Jatim tahun 2017, dapat diperoleh gambaran pencapaian kinerja program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Jatim. Capaian ini meliputi Indeks Kualitas Air (IKA) sebesar 52,77, Indeks Kualitas Udara (IKU) sebesar 85,49, dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) sebesar 62,02. Dari data tersebut, diperoleh nilai IKLH sebesar 66,29 (kategori cukup baik) melebihi target RPJMD (64,0 - 65,5).
Pemprov Jatim juga mendesain peningkatan kualitas lingkungan dengan cara membagi zona upah tenaga kerja. Melalui pembagian tersebut diharapkan pabrik dan industri di Jatim tidak berkumpul di satu wilayah saja. Dengan demikian, polusi udara dan limbah yang dihasilkan tidak terlalu besar dalam satu wilayah. Melalui upaya ini diharapkan pengawasan dan pengelolaan limbah menjadi lebih baik dan maksimal.
Sementara itu, terkait tata guna lahan dan hutan, Pemprov Jatim terus berupaya untuk merehabilitasi lahan kritis seluas 12 Ha di luar kawasan hutan dan rehabilitasi kawasan hutan seluas 10.326 Ha, dan melakukan konservasi kawasan hutan sebesar 10.300 Ha. Juga, melakukan penghijauan seluas 157.726,55 Ha dengan jumlah pohon yang ditanam 78.863.277 buah, serta melakukan penghijauan melalui ruang terbuka hijau (hutan kota) di kab/kota seluas 106.131,07 Ha dengan rasio RTH 19,55. [aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tingkah Konyol Calon Mahasiswa SNBT 2024 Universitas Jember, Ada yang Tidur Pulas Hingga Aksi Corat Coret Saat Ujian
- Bupati Bangkalan Ditangkap KPK, Wabup: Roda Pemerintahan Tetap Jalan
- Gubernur Khofifah: 100 Persen Kabupaten Kota di Jatim Berstatus Risiko Rendah