Soekarwo Ungkap Dua Jurus Sejahterakan Warga Jatim

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengungkapkan bahwa salah satu alasan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat karena pembangunan kesehatan dan pendidikan yang dijadikan fokus utama. "Kita tidak bisa berbicara peningkatan kesejahteraan, jika tidak mengurus dua hal, yaitu kesehatan dan pendidikan," kata Soekarwo dikutip Kantor Berita dalam acara silatuhrami dengan seluruh Pejabat dan Staf di lingkungan Dinas Kesehatan dan RSUD milik Pemprov Jatim di Kantor Gubernur, Surabaya, Selasa (29/1).


"Saat mencalonkan diri sebagai gubernur, saya banyak membaca buku tentang kesehatan, isinya tentang promotif dan preventif, seperti pemberantasan malaria. Dari awalnya jadi bahan kampanye, kemudian ini menjadi program utama kami ketika terpilih sebagai gubernur,” katanya.

Gubernur kelahiran Madiun ini menambahkan, berkat fokus mengurus kesehatan dan pendidikan, masyarakat Jatim kian sejahtera. Hal ini dibuktikan dari data BPS, dimana pendapatan per kapita masyarakat Jatim saat ini mencapai Rp. 55,81 juta per tahun, atau naik hampir sebesar 400 persen dari tahun 2008, yang hanya sebesar Rp. 16,8 juta per tahun.

"Ini karena kesehatan dan pendidikan kita bagus, makanya produktivitas bisa meningkat,” terangnya.

Salah satu yang luar biasa, imbuh Pakde Karwo, adalah pendidikan tentang begitu besarnya peran perempuan dalam pembangunan ekonomi. Salah satu indikatornya adalah Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) nya terkendali, yakni 0,560 atau yang terendah di Indonesia.

"Total Fertility Rate-nya juga hanya 1,91. Jadi bukan dua anak cukup, tapi 1,91 anak cukup. Jadi korelasi positifnya, kaum perempuan di Jatim sangat berpendidikan dan produktif. Ini berkat dua kekuatan besar dalam pembangunan pendidikan dan kesehatan,” imbuhnya.

Makin sejahteranya masyarakat Jatim, lanjut Pakde Karwo, adalah Usia Harapan Hidup (UHH) Jatim yang kini mencapai 71 tahun. Kemudian, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim mencapai 70,6. Serta, angka penurunan tingkat kemiskinan yang cukup signifikan, yakni dari 18,61 persen menjadi 10,85 persen.

"Masyarakat Jatim pun kini sangat rasional sekali, tidak terlalu banyak membeli yang diinginkan, tapi membeli yang dibutuhkan. Sehingga inflasi kita rendah sekali, hanya 2,86 persen,” tutupnya.[aji

ikuti terus update berita rmoljatim di google news