Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Princeton menganalisis berbagai spesies mamalia yang bisa menjadi pembawa virus tanpa gejala, mirip dengan SARS.
- WHO Nyatakan Darurat Covid-19 Berakhir, Tetapi Kasus di Asia Tenggara Meningkat
- Epidemiolog UI: Varian Delta Dapat Menulari Banyak Orang Dalam Satu Lingkungan
- Swab Massal Penghuni Rusun Masih 20 Persen, Wali Kota Eri Target Minggu ini Tuntas
Hasil penelitian yang diterbitkan dalam PLOS Computational Biology itu mengungkap, hewan pengerat seperti tikus dapat memicu pandemi dahsyat di masa depan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa spesies hewan pengerat telah berulang kali terpapar virus corona mirip SARS di masa lalu dan telah mengembangkan beberapa resistensi terhadapnya.
"Studi kami menunjukkan bahwa nenek moyang tikus mungkin memiliki infeksi berulang dengan virus corona mirip SARS. Mereka telah memperoleh beberapa bentuk toleransi atau resistensi terhadap virus corona seperti SARS sebagai akibat dari infeksi ini," kata Profesor Mona Singh, seperti dikutip Sputnik.
Studi tersebut menunjukkan bahwa tikus mengalami evolusi cepat dari reseptor ACE2, yang digunakan virus SARS untuk memasuki sel. Hal ini ditunjukkan, khususnya, oleh berbagai macam urutan asam amino yang mengkode reseptor.
"Ini meningkatkan kemungkinan menggiurkan beberapa spesies hewan pengerat modern mungkin pembawa virus corona tanpa gejala seperti SARS, termasuk yang mungkin belum ditemukan," lanjut Singh.
Para ilmuan mencatat, karena virus SARS-CoV-2 dapat ditularkan dari hewan ke manusia, mengidentifikasi hewan yang membawa virus sambil dilindungi dari mereka dapat menjadi penting untuk mencegah wabah di masa depan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkot Surabaya Keluarkan SE Kewaspadaan Terhadap Penyakit Legionellosis
- Diduga Terpapar Hepatitis Akut, Lima Warga Jakarta Meninggal Dunia
- Ahli Virologi Thailand Waspada, Kasus Monkeypox Bisa Meroket karena Perbatasan Dibuka