Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah selesai memeriksa 6 ajudan Ferdy Sambo. Salah satu materi pemeriksaan adalah suasana sebelum kematian Brigadir J di rumah Kadiv Propam nonaktif, Irjen Ferdy Sambo.
- Cegah Kematian Massal Terulang, Komnas HAM Usul Usia Maksimum KPPS
- Mantan Anggota Komnas HAM: Prabowo Bukan Pelanggar HAM
- Komnas HAM Akui Sulit Ungkap Kasus Pelanggaran HAM Berat Karena Libatkan Kekuasaan
Hal tersebut disampaikan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, dalam jumpa pers usai pemeriksaan di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/7).
"Kami juga mendalami spektrum sebelum hari H. Kami tarik ke belakang, apa yang terjadi apa peristiwa dan kondisinya kaya apa," ujar Anam.
Anam menjelaskan, salah satu cara yang dilakukan Komnas HAM untuk mengetahui peristiwa yang terjadi sebelum Brigadir J tewas di rumah dinas Sambo, yakni menanyakan situasi yang terjadi di antara para ajudan Sambo.
"Misalnya, ini kondisinya bercanda tertawa atau tegang? Itu kami tarik," paparnya dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Dari hasil pemeriksaan keenam ajudan Sambo hari ini, Anam menyatakan bahwa rerata di antara mereka masih berseloroh.
"Beberapa orang yang ikut dalam forum itu ngomongnya memang tertawa. Itu yang kami tanya. Jadi kami lihat spektrum bagaimana kondisinya," ungkapnya.
"Ini penting untuk melihat sesuatu yang kami dapatkan sendiri oleh Komnas HAM, untuk melihat constrain waktu dan melihat konteks yang terjadi dalam constrain waktu itu, termasuk tadi yang saya bilang di awal soal tertawa," tandas Anam.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Revitalisasi Pasar Kembang Tahap Pertama Segera Dimulai, PD Pasar Surya Bangun TPS untuk Pedagang