Sudah Sepekan Pindah ke Ngawi Street Food, Omzet PKL Belum Maksimal

Situasi lapak PKL di NSF Ngawi
Situasi lapak PKL di NSF Ngawi

Pedagang yang menempati salah satu kios Ngawi Street Food  (NSF) di Jalan Imam Bonjol Ngawi mengaku turun omzet.


Salah satu pedagang, Sri Parti Khazanah kepada Kantor Berita RMOLJatim mengatakan, sejak pindah ke NSF, dirinya kehilangan pemasukan per harinya lantaran sepi pembeli.

"Kalau sini kan berada di jalan searah, jadi pembelinya kurang ramai dibanding dulu di serong timur alun-alun," terang Sri Parti, Selasa, (9/2).

Sri Parti mengungkapkan, omzet turun hampir 50 persen jika dibanding sebelumnya. Ketika pindah lapak di NSF mulai awal Februari lalu, per harinya hanya mengantongi kotor sekitar Rp 150 ribu. Sedangkan di lokasi lapak lama bisa tembus Rp 300 ribu per harinya. 

"Selama pindah yang beli semuanya langganan lama. Untuk pembeli baru sangat jarang sekali mungkin penyebabnya masih pandemi Covid-19 ini. Akan tetapi memang di NSF sini tempatnya lebih nyama," ujarnya. 

Sebagai PKL sudah puluhan tahun, Sri Parti meminta kepada pemerintah daerah melalui Dinas Perdagangan Perindustrian dan Tenaga Kerja (DPPTK) Kabupaten Ngawi untuk lebih mempromosikan NSF ke publik. Mengingat yang ia tahu keberadaan sentra PKL yang berada di utara Masjid Baiturrahman tersebut kurang dikenalkan ke masyarakat.

Terpisah, Totok Sugiarto Kabid Pariwisata Dispora Ngawi menerangkan keberadaan area lapak di jalan serong timur alun-alun sesuai arahan Bupati Ngawi akan dijadikan ruang terbuka pasca 72 pedagang pindah ke NSF. Sedangkan mengenai nasib puluhan pedagang bukan ranahnya lagi, melainkan tanggungjawab DPPTK Kabupaten Ngawi.

"Memang sesuai arahan beliau (Bupati Ngawi-red) jalan serong timur dikembalikan lagi sebagai ruang publik. Mengenai desainya seperti apa itu domainya DPUPR demikian juga soal NSF kapasitas DPPTK," tegas Totok.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news